Liputan6.com, Berg - Pada hari ini, tepatnya 59 tahun yang lalu, sebuah pesawat jatuh di tanah lapang dekat lahan pertanian tepat sebelum melakukan pendaratan. Jet Boeing 707 itu jatuh di Berg, dekat Bandara Brussels dan menyebabkan setidaknya 73 orang tewas dalam insiden itu.
Pesawat dari Maskapai Sabena Airlines meledak saat menyentuh daratan. 73 korban itu termasuk 11 awak pesawat dan seorang pria yang bekerja di sebuah lapangan, tempat pesawat itu jatuh.
Melansir dari BBC on This Day, sebagian besar penumpang pesawat adalah warga Amerika. 17 dari mereka adalah anggota tim figure skating AS yang sedang menuju perjalanan ke Praha, Cekoslowakia, untuk ikut kejuaraan dunia pada pekan depannya setelah 15 Februari 1961.
Advertisement
Seorang pejabat Belgia mengatakan pilot kehilangan kontak dengan menara kontrol Brussels sesaat setelah diarahkan dari stasiun radio Ostend. Sementara jet Boeing tersebut masih berjarak 40 km dari Brussels.
Pilot sudah mencoba mendaratkan pesawat, namun sayangnya melampaui landasan dan berbalik arah untuk kembali melakukan pendaratan kedua. Pesawat itu menabrak ladang dekat pertanian dan menabrak kabel listrik hingga putus sebelum akhirnya jatuh ke daratan.
Kejuaraan figure skating dunia yang akan diadakan di Praha minggu berikutnya dibatalkan karena tim mereka menjadi korban dalam kejadian tersebut. Pada tahun 2001, sebuah penghargaan skating yang diadakan di Madison Gardens, New York untuk mengenang mereka yang tewas dalam kecelakaan pesawat.
Pada tahun 2001, sebuah penghargaan skating diadakan di Madison Gardens di New York untuk mengenang mereka yang tewas dalam kecelakaan pesawat itu.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Penyebab Kecelakaan Kurang Meyakinkan
Puing-puing pesawat jatuh di tanah berlumpur di dekat dusun pertanian, sekitar 4 km dari landasan pacu bandara.
"Tampaknya pilot itu mencoba menambah ketinggian lagi setelah masuk ke darat, tetapi gagal. Sesuatu yang aneh tampaknya telah terjadi. Pesawat itu berputar dalam lingkaran kecil sebelum akhirnya jatuh,” seperti yang dikatakan oleh pejabat negara itu.
Seorang pendeta desa yang juga melihat kecelakaan itu mengatakan ada kilatan dan pesawat mulai kehilangan ketinggian dengan cepat dan terjungkir. Ia juga menambahkan bahwa terdengar ledakan hebat dan asap menjulang setinggi langit.
Sebuah perekam penerbangan pesawat telah ditemukan. Dengan ditemukannya perekam tersebut, penyelidik berharap barang itu dapat membantu mereka mengidentifikasi penyebab kecelakaan itu.
Penyelidikan penyebab kecelakaan dimulai pada hari berikutnya, dengan petugas FBI Amerika terbang dari New York untuk bekerja dengan detektif Belgia dan para ahli dalam pembangunan pesawat.
Laporan akhir tentang kecelakaan itu dikatakan tidak meyakinkan, dan penyebab paling mungkin adalah kegagalan kontrol terbang pesawat. Otoritas Penerbangan Federal menyimpulkan bahwa mekanisme stabilizer pesawat bisa saja gagal dan menjadi penyebab pesawat turun terlalu curam dan kehilangan kendali.
Reporter: Jihan Fairuzzia
Advertisement