Sukses

Cegah Virus Corona, Malaysia Larang Kapal Pesiar dari China Berlabuh

Semua kapal pesiar yang berasal dari China maupun yang sebelumnya mengunjungi China tidak akan diizinkan masuk ke Malaysia mengingat wabah Virus Corona.

Liputan6.com, Malaysia - Semua kapal pesiar yang berasal dari China maupun yang sebelumnya mengunjungi China tidak akan diizinkan masuk ke Malaysia. Larangan itu terkait dengan pencegahan infeksi Virus Corona.

Dilansir Channel News Asia, Senin (17/2/2020), keputusan itu diambil setelah seorang penumpang Amerika yang naik MS Westerdam dan turun di Kamboja dinyatakan positif COVID-19 atau Virus Corona jenis baru di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) pada Sabtu, 15 Februari.

"Untuk saat ini, pemerintah telah memutuskan untuk tidak mengizinkan kapal pesiar dari, atau transit di setiap pelabuhan di China untuk memasuki Malaysia," kata Wakil Perdana Menteri Wan Azizah Wan Ismail.

MS Westerdam berlabuh di Kamboja pada Kamis 13 Februari dan membawa 1.455 penumpang serta 802 anggota awak, setelah ditolak Jepang, Taiwan, Guam, Filipina, dan Thailand.

Saksikan video berikut ini:

2 dari 3 halaman

Pasangan Suami Istri Positif Virus Corona

Seorang penumpang wanita asal Amerika Serikat berusia 83 dan suaminya berusia 85 adalah dua di antara 145 penumpang MS Westerdam yang terbang ke Malaysia pada Jumat, 14 Februari.

Pasangan itu ditemukan menunjukkan gejala pada saat kedatangan dan dikirim ke Rumah Sakit Sungai Buloh, di mana istrinya didiagnosis menderita COVID-19 sementara sang suami dinyatakan negatif.

Operator MS Westerdam, unit Carnival Corp Holland America Inc, menggambarkan hasil tes itu sebagai "pendahuluan" sementara pihak berwenang Kamboja yang meminta Malaysia untuk meninjau kembali hasil pengujiannya.

Menanggapi hal itu, Wan Azizah mengatakan, suami dan istri itu akan dites lagi Sabtu malam. Setelahnya, tes itu memberikan hasil yang sama. "Mereka mengatakan itu bisa jadi positif palsu. Tidak,” tegas Wan Azizah.

Para penumpang di atas kapal dilaporkan diuji secara teratur untuk Virus Corona dan Kamboja mengatakan bahwa mereka telah menguji 20 penumpang setelah merapat. "Kami tidak membantah (tes Kamboja). Tetapi karena para penumpang menemui kami, kami harus berhati-hati. Sedangkan untuk Kamboja, mereka melakukan apa yang menurut mereka cukup," katanya.

Sebagai tindakan pencegahan, semua penumpang MS Westerdam yang tersisa yang saat ini masih di Kamboja tidak akan diizinkan masuk ke Malaysia karena mereka dianggap telah melakukan kontak dekat dengan pasien Amerika itu, demikian kata wakil perdana menteri.

3 dari 3 halaman

Malaysia Airlines Batalkan 3 Penerbangan

Sementara itu, Malaysia Airlines juga telah membatalkan tiga penerbangan charter yang tersisa yang dipesan oleh operator pelayaran Holland America Line untuk menerbangkan penumpang MS Westerdam pulang melalui KLIA.

Penerbangan dijadwalkan terbang antara 14 Februari dan 16 Februari. Hanya penerbangan pertama - yang membawa pasien Amerika itu - yang tiba di Malaysia.

Dari 145 penumpang yang tiba di Malaysia, 143 tidak menunjukkan gejala, kata Wan Azizah. Sebanyak 137 orang telah melanjutkan perjalanan mereka kembali ke rumah, dan enam orang yang sedang menunggu penerbangan lanjutan mereka di rumah dinyatakan negatif untuk COVID-19, tambahnya.

Direktur jenderal kesehatan Dr Noor Hisham Abdullah mengatakan enam penumpang yakni empat warga Amerika Serikat dan dua dari Belanda, dalam keadaan sehat.

"Kedutaan besar telah diberitahu tentang hasil tes dan para penumpang akan diizinkan untuk naik penerbangan mereka untuk melanjutkan perjalanan mereka ke tujuan masing-masing," kata Dr Noor Hisham dalam sebuah pernyataan.

Wan Azizah mengatakan, seorang pasien wanita dari China, yang merupakan kasus ke-15 yang dikonfirmasi di negara itu, telah sepenuhnya pulih, sehingga jumlah total pasien yang pulih menjadi delapan.

Dia dipulangkan dari Rumah Sakit Permai di Johor Bahru pada hari Sabtu. 14 pasien yang tersisa terus menerima perawatan di rumah sakit, ia menambahkan. Wan Azizah mengatakan tidak ada kasus baru yang dikonfirmasi yang dilaporkan pada Minggu, 16 Februari 2020.

 

 

Reporter: Deslita Krissanta Sibuea