Sukses

Xi Jinping Akui Tahu Virus Corona 2 Pekan Sebelum Ia Umumkan ke Publik

Virus Corona kini memberikan dampak politik. Presiden China Xi Jinping mulai disorot.

Liputan6.com, Beijing - Presiden China Xi Jinping mengungkap bahwa dirinya sudah tahu Virus Corona pada dua minggu sebelum ia pertama kali membahasnya di depan umum. Waktu itu pemerintah Kota Wuhan masih "meremehkan" ancaman wabah Virus Corona. 

Dilansir New York Times, Senin (17/2/2020), Xi Jinping bicara soal Virus Corona di pidatonya pada awal Februari lalu. Pada pidato itu, ia berkata telah meminta pencegahan dan pengendalian Virus Corona pada 7 Januari, atau dua minggu sebelum ia angkat bicara di depan umum.

Xi Jinping meminta agar pemerintah Provinsi Hubei memperketat individual yang ingin keluar provinsi. Namun, saat itu belum ada pengetatan seperti saat ini.

"Saya dengan jelas meminta agar Provinsi Hubei melaksanakan kontrol yang komprehensif dan ketat terkait individual-individual yang keluar provinsi," ujar Xi dalam pidatonya.

Pidato itu dirilis oleh Partai Komunis China. Presiden Xi Jinping juga mengakui isolasi kota Wuhan pada 23 Januari lalu adalah atas perintahnya.

"Saya setiap saat memonitor penyebaran wabah ini dan progresnya dalam rangka menguranginya, (saya) terus-menerus perintah oral dan juga instruksi," ucap Xi Jinping.

Menurut Minxin Pei, pakar pemerintahan di Clarmont McKenna College di California, nada pidato Xi Jinping bernada defensif.

Kritik rakyat China pun makin panas setelah kematian dokter Li Wenliang yang dibungkam pemerintah China karena menyebar kekhawatiran soal Virus Corona. 

"Nada keseluruhan dari pidato ini tampak defensif," ujar Minxin Pei yang juga pakar hubungan China-Amerika Serikat.

"Dia (Xi Jinping) ingin mengubah naratif yang hingga kini masih tidak menguntungkan bagi sang pemimpin tertinggi," ujar Pei.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

AS Tidak Percaya Data Virus Corona

Masalah transparansi tidak hanya diminta masyarakat China, pihak Gedung Putih pun mengaku tak percaya dengan data-data China. 

Dilansir CNBC, seorang pejabat senior pemerintah Donald Trump mengakui bahwa Gedung Putih, "tidak memiliki kepercayaan tinggi terhadap informasi yang datang dari China." 

Meski demikian, WHO terus memberikan pujian ke China. Pemimpin WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kerap memuji China hingga akhirnya ia menjawab bahwa ia tidak memuji untuk membuat senang China. 

"Kami telah bertemu presiden (China). Kami telah melihat tingkat pengetahuan yang ia miliki terkait wabah tersebut," ujar Tedros di Jenewa beberapa waktu lalu. "Tidakkah Anda mengapresiasi kepemimpinan itu? Kami tidak bicara untuk menyenangkan siapapun," ujar Tedros.Â