Sukses

WN AS Tinggalkan Kapal Diamond Princess Usai Dikarantina karena Virus Corona

Warga negara Amerika Serikat dan Australia telah kembali pulang ke negaranya masing-masing usai menjalani proses karantina karena Virus Corona.

Liputan6.com, City of Fairfield - Lebih dari 300 orang Amerika Serikat (AS) telah dievakuasi dari kapal pesiar Diamond Princess yang dikarantina di Jepang. Mereka baru tiba di AS pada Senin, 17 Februari setelah menghabiskan waktu selama dua minggu lagi di masa karantina medis.  

Dilansir dari Channel News Asia, Selasa (18/2/2020), penerbangan AS pertama mendarat di Pangkalan Angkatan Udara Travis di California larut malam pada Minggu 16 Februari, diikuti ketibaan pesawat kedua pada Senin pagi di Pangkalan Bersama San Antonio-Lackland, Texas.

Sebelum mereka naik ke penerbangan tersebut, para pejabat AS diberitahu bahwa 14 penumpang yang diuji beberapa hari sebelumnya telah dinyatakan positif terinfeksi virus. Walaupun begitu, pihak berwenang mengizinkan mereka untuk terbang tetapi tetap akan mengisolasi mereka dari penumpang lain di "area penahanan khusus".

Pejabat AS menganggap 13 dari kasus "berisiko tinggi" untuk COVID-19 dan mengirimnya ke Pusat Medis Universitas Nebraska untuk menjalani perawatan dan pengujian ulang.

Walaupun telah menjalani karantina sebelumnya, semua penumpang yang dipulangkan harus tetap menjalani masa karantina dua minggu di AS.

Seorang pelancong Amerika, Sarah Arana, mengatakan kepada AFP sebelum meninggalkan kapal bahwa dia siap untuk pergi karena diperlukan karantina yang tepat.

"Ini bukan," katanya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

WN Australia

Berbeda dengan warga Amerika yang dievakuasi dari kapal pesiar Jepang Diamond Princess, warga Australia juga telah kembali pulang setelah dievakuasi dari Provinsi Hubei, dan kemudian menjalani masa karantina. 

Lebih dari 200 warga Australia telah diterbangkan pulang setelah menjalani 14 hari di karantina di Christmas Island yang terpencil di tengah-tengah ketakutan Virus Corona, seperti dikutip dari BBC.

Dengan tidak adanya kasus yang dilaporkan selama waktu minimum yang dipersyaratkan, mereka dibawa ke enam kota di seluruh Australia.

Banyak dari mereka yang kembali, termasuk anak-anak, menyatakan kelegaan, mengatakan bahwa mereka senang akhirnya tiba di rumah.

Â