Liputan6.com, Xi'an - Di tengah wabah Virus Corona baru COVID-19, guna mendeteksi suhu tubuh abnormal di tengah keramaian, sebuah universitas di China mengembangkan robot pemindai suhu. Kini sudah masuk tahap produksi.
Profesor Mei Xuesong di Universitas Jiaotong Xi'an yang berlokasi di Provinsi Shaanxi, China barat, mengungkapkan pengukuran suhu tubuh secara manual hanya dapat dilakukan pada satu orang dalam satu waktu. Sementara robot pemindai suhu tubuh yang dikembangkan oleh timnya dapat mengambil sejumlah gambar termal suhu tubuh di sebuah keramaian, sekaligus melacak dan mengenali gambar wajah mereka yang memiliki suhu tubuh tinggi.
Baca Juga
Lebih lanjut, seperti dikutip dari Xinhua News, Selasa (18/2/2020), dia mengatakan bahwa setelah wabah Virus Corona baru COVID-19 merebak, timnya berupaya menggabungkan teknologi robot. Unit tersebut dilengkapi dengan pencitraan dan pemindaian termal.
Advertisement
Selain itu, robot lainnya yang tengah dalam pengembangan untuk dapat melakukan disinfeksi nirawak melalui sebuah perangkat disinfeksi ultraviolet.
Menurutnya, kedua robot itu cocok untuk ditempatkan di stasiun, bandara, rumah sakit dan tempat umum lainnya. Guna meningkatkan upaya pengendalian epidemi dan efisiensi disinfeksi sembari mengurangi risiko paparan terhadap orang-orang.
"Robot pemindai suhu tubuh itu diproduksi oleh Xi'an Youibot Technology Co., Ltd. dalam skala kecil dan terbukti memiliki akurasi pengukuran yang tinggi," imbuh Mei.
Proyek Robot Lainnya
Sebelumnya, juga ada proyek litbang oleh produsen robot utama China, Siasun, bersama Institut Otomasi Shenyang yang berada di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan China.
Beberapa departemen telah dimobilisasi dalam proses pengembangan, instalasi, dan pengujian tersebut untuk menghemat waktu.
Dalam tes Virus Corona, seorang perawat menggunakan swab atau penyeka untuk mengumpulkan sekresi dari tenggorokan pasien untuk dilakukan pengujian, yang berisiko menginfeksi perawat karena terpapar virus tersebut.
Robot itu, yang akan mencakup lengan mekanik berbentuk seperti ular dan bagian pengumpul swab, dapat dikendalikan dari jarak jauh untuk melindungi staf medis dari infeksi Virus Corona, menurut Siasun Robot and Automation Co., Ltd, seperti dilansir Xinhua, Rabu 5 Februari 2020.
Berbasis di Shenyang, ibu kota Provinsi Liaoning, China timur laut, Siasun didirikan pada 2000 dan terdaftar di Growth Enterprise Market pada 2009.
Advertisement
Dokter AS juga Pakai Robot
Sementara itu, Warga negara Amerika berusia 30-an dimasukkan ke rumah sakit negara bagian Washington pada Senin 20 Januari 2020. Ia diketahui telah melakukan perjalanan ke China.
Dokter menggunakan robot untuk mengobati orang yang diketahui terkena coronavirus tersebut. Hal itu dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk mencegah penyebaran penyakit, yang telah menewaskan sedikitnya 17 orang di China dan ratusan lainnya terinfeksi.
Pria berusia tiga puluhan itu dirawat di unit patogen khusus di sebuah rumah sakit di Everett, Washington, pada hari Senin. Warga AS itu kembali dari perjalanan ke China tengah dan telah melakukan diagnosis di Seattle.
Dilansir dari The Guardian, Kamis (23/1/2020), Dr George Diaz, Kepala Bagian Penyakit Menular untuk Pusat Medis Regional Providence, mengatakan bahwa pasien dalam “kondisi yang memuaskan” pada hari Rabu. Dia tidak memberikan informasi, tentang berapa lama pasien akan tetap berada di unit itu.
Diaz mengatakan dia duduk di luar jendela ruang pasien untuk mengoperasikan robot, yang dilengkapi dengan kamera, mikrofon dan stetoskop.