Sukses

Update Virus Corona: 77.661 Terinfeksi, 2.360 Meninggal, 20.925 Pulih

Virus Corona COVID-19 kian merajalela, bahkan merambah hingga penjara di China. Kendati demikian sudah 20 ribu orang lebih yang pulih.

Liputan6.com, Jakarta - China masih berusaha keras melawan penyebaran Virus Corona (COVID-19) yang angka penularannya masih naik-turun. Di luar negeri itu, berbagai negara berupaya menjemput warga mereka di kapal pesiar Diamond Princess.

Berdasarkan pantauan di peta Johns Hopkins University, Sabtu siang (22/2/2020), ada 77.661 pasien terinfeksi Virus Corona di seluruh dunia dan 76.290 di antaranya berasal dari China Daratan.

Kasus terbesar di China terpusat di Provinsi Hubei, lokasi dari kota Wuhan. Di Hubei, ada 63 ribu lebih pasien terinfeksi, 2.250 meninggal, dan 13.557 pasien sembuh.

Total keseluruhan, ada 20.925 pasien yang dinyatakan sembuh dari Virus Corona.

Pada pekan ini, ada kabar bahwa Virus Corona merajalela di penjara-penjara China, bahkan penjara anak. Ratusan napi dan beberapa petugas penjara terinfeksi.

Menteri Luar Negeri China Wang Yi juga mengadakan pertemuan dengan para menteri luar negeri ASEAN pada 20 Februari lalu di Laos. Hasilnya, China berjanji meningkatkan komunikasi antar negara untuk melawan Virus Corona.

Berbagai negara juga berusaha memulangkan warga mereka dari kapal pesiar Diamond Princess usai masa karantina di atas kapal. Ternyata setelah masa itu masih ada pasien yang positif Virus Corona, seperti di Australia dan Israel.

Indonesia belum menjemput 74 WNI di Diamond Princess. Namun, pemerintah membuka opsi penjemputan lewat jalur laut.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Pengamat Minta WNI dari Diamond Princess Agar Dikarantina

Pemerintah sedang menyiapkan rencana untuk menjemput 74 WNI yang berada di kapal pesiar Diamond Princess. Kapal mewah itu menjadi titik penyebaran Virus Corona setelah ada penumpang yang positif mengidap virus itu.

Seperti diketahui, penumpang Diamond Princess sempat tak boleh turun karena harus dikarantina di atas kapal selama dua minggu. Kebijakan itu menuai kontroversi, dan ada lebih dari 500 orang dinyatakan positif Virus Corona selama dikarantina. 

Ada 78 WNI yang bekerja di Diamond Princess sebagai kru. Menjelang akhir karantina, empat WNI dinyatakan positif Virus Corona COVID-19. Pemerintah Indonesia kini berupaya mengevakuasi 74 orang sisanya.

Menurut hasil rapat koordinasi bersama Panglima TNI Marsekal TNI Hady Tjahjanto, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Menkumham Yasonna Laoly, dan tim perwakilan dari BNPB juga ada dua opsi terkait cara penjemputan 74 WNI negatif Virus Corona.

Opsi pertama dilakukan penjemputan via laut, dan opsi kedua penjemputan dilakukan via udara.

"Opsi pertama dijemput KRI Suharso, Kedua dijemput melalui udara. Semua sudah dihitung apa hambatan dan yang akan yang bisa dari segi efisiensinya, tapi detiknya belum bisa saya jelaskan," kata Menko Muhadjir.

Menurut Muhadjir, detil dari evakuasi WNI negatif virus corona di kapal pesiar ini wajib dilaporkan dulu ke Presiden Jokowi usai rapat koordinasi.

"Detilnya menyusul setelah lapor presiden, sementara demikian yang dapat kami sampaikan," jelas Muhadjir.

Terkait rencana itu, Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana berkata WNI yang dijemput harus dikarantina lagi di Indonesia, meski sudah dua minggu dikarantina di Diamond Princess.

"Kalau mereka dijemput menurut saya seperti juga yang kemarin di Wuhan, jadi mereka harus dikarantina dulu selama 14 hari, memastikan bahwa tidak ada masa inkubasi dan lain sebagainya," ujar Hikmahanto kepada Liputan6.com pada Jumat kemarin.

Kebijakan ini menurut Hikmahanto sama seperti yang dilakukan negara maju seperti Amerika Serikat (AS). Warga AS yang dijemput dari Diamond Princess harus menjalani karantina lagi di pangkalan militer. 

Sementara, bagi empat WNI yang sudah terlanjur terpapar Virus Corona, Hikmahanto menyebut tindakan pemerintah Jepang sudah tepat untuk merawat WNI di Tokyo dan Jepang. 

Warga negara lain yang kena Virus Corona saat berada di Diamond Princess juga dirawat di Jepang.

"Ini kan sekarang pemerintah Jepang sudah mau merawat mereka sampai selesai karena ini kejadiannya di kapal pesiar Jepang, jadi ya kita tunggu biar aja di situ," jelas Hikmahanto.Â