Liputan6.com, Jakarta - Saat ini NASA sedang memerlukan bantuan untuk merancang sensor yang akan mencegah bajak berjalan ke batu, medan yang curam, dan celah-celah.Â
Tidak perlu khawatir jika Anda tidak memiliki gelar teknik, juga bukan merupakan sebuah masalah jika belum pernah melihat pesawat ruang angkasa di kehidupan nyata. Seperti yang dikatakan NASA bahwa Jet Propulsion Laboratory (JPL) tertarik pada semua pendekatan, terlepas dari kesempurnaan teknisnya.
Baca Juga
Badan antariksa itu mencoba menjelajahi permukaan Venus dengan kendaraan robotika atau Rover dan merupakan sesuatu yang belum pernah direalisasikan sebelumnya. Nantinya teknologi ini digunakan untuk misi "hellish" ke planet.
Advertisement
NASA mengatakan, "Dengan suhu permukaan lebih dari 840 derajat Fahrenheit dan tekanan permukaan 90 kali dari Bumi, Venus dengan mudah dapat mengubah timah menjadi genangan air dan menghancurkan kapal selam bertenaga nuklir."
Melansir dari CNN, Senin (24/2/2020), sementara banyak misi telah mengunjungi Venus, hanya sekitar selusin yang melakukan kontak dengan permukaan Venus sebelum dengan cepat menyerah pada panas dan tekanan yang dirasakan.
Meskipun begitu, Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA sedang mengerjakan misi ke permukaan planet berapi menggunakan Automaton Rover for Extreme Environments (AREE). Tantangan itu disebut "Exploring Hell: Avoiding Obstacles on a Clockwork Rover."
"Untuk membantu AREE pada konsep misi terobosannya, JPL membutuhkan sensor penghindaran hambatan yang setara dan tidak bergantung pada sistem elektronik yang rentan," kata NASA.Â
Pemenang pertama pada kontes desain akan mendapatkan hadiah dana hingga Rp 208 juta, sementara pemenang kedua akan mendapatkan Rp 138 juta, dan yang ketiga akan mendapatkan Rp 69 juta.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kesempatan Menarik untuk Mempelajari Venus
"Kesulitan dari tantangan ini adalah dalam merancang sensor yang tidak bergantung pada sistem elektronik," kata NASA.Â
Elektronik mutakhir saat ini gagal pada suhu lebih dari 121 derajat Celcius dan akan mudah menyerah pada lingkungan Venus yang ekstrem. Itulah sebabnya NASA beralih ke komunitas inovator dan penemu global untuk mendapatkan solusi.
Tetapi sensor harus lebih dari sekadar kasar. Ada beberapa persyaratan untuk sensor baru, seperti harus mampu merespons ketika menghadapi lereng lebih dari 30 derajat menanjak atau menurun, dan batu lebih tinggi dari 0,35 m. Namun juga tidak boleh dipicu ketika menemukan batu yang tingginya kurang dari 0,3 m.
Peneliti utama untuk konsep Automaton Rover for Extreme Environments Jonathan Sauder mengatakan bahwa pada dasarnya Bumi dan Venus adalah saudara kandung planet, tetapi pada satu titik, Venus berubah dan menjadi tidak ramah terhadap kehidupan.
NASA mengatakan bahwa dengan menjelajahi dan mempelajari permukaan Venus, dapat membantu kita memahami evolusi planet ini dan dapat berkontribusi pada pemahaman yang lebih baik tentang iklim Bumi.
"Ini adalah kesempatan yang menarik bagi masyarakat untuk merancang bagian yang suatu hari nanti bisa berakhir di benda angkasa lain," kata koordinator tantangan untuk NASA Tournament Lab Ryon Stewart.
NASA mengakui bahwa ide-ide bagus dapat datang dari mana saja. Dengan adanya kompetisi berhadiah, merupakan cara yang bagus untuk melibatkan minat dan kecerdikan publik serta memungkinkan eksplorasi ruang untuk semua orang.
Â
Reporter: Jihan FairuzziaÂ
Advertisement