Sukses

Pusing hingga Muntah, Ternyata Cacing Pita Bersarang 10 Tahun di Otak Pria Ini

Dokter melakukan pemindaian MRI pada otak pria itu dan menemukan cacing pita yang membuat kepala lelaki itu selalu sakit. Cacing pita itu berukuran lima sentimeter.

Liputan6.com, Texas - Cacing pita berukuran 5 sentimeter bersarang di otak pria bernama Gerald asal Texas. 

Gerard sempat mengunjungi dokternya setelah mengalami sakit kepala yang sangat parah sampai menyebabkan muntah.

Dokter di Ascension Seton Medical Center melakukan pemindaian MRI pada otak pria itu, dan mengungkapkan bahwa sumber dari sakit kepalanya adalah cacing pita besar.

Dilansir Mirror, Selasa (25/2/2020), cacing pita Taenia Solium yang panjangnya sekitar 5 sentimeter, menunjukkan bahwa ia telah hidup di otak Gerard selama setidaknya satu dekade.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 3 halaman

Berasal dari Makanan

Para dokter percaya bahwa Gerard kemungkinan mendapat cacing pita dari makanan yang terkontaminasi dengan telur cacing pita.

Untungnya, dokter dapat melakukan operasi pada Gerard untuk menghilangkan cacing pita tersebut, meskipun mereka sempat memperingatkan bahwa hidup dengan cacing pita selama beberapa tahun adalah hal yang berbahaya.

Yang lebih mengkhawatirkan, jika tidak diobati, cacing pita di otak dapat menyebabkan infeksi parasit yang disebut neurocysticercosis, dan dapat menyebabkan kejang.

3 dari 3 halaman

Seribu Kasus Didiagnosis di AS Setiap Tahun

Berbicara kepada IFLScience, Dr Jordan Amadio, yang melakukan operasi pada Gerard, menjelaskan, "Seribu kasus neurocysticercosis didiagnosis di AS setiap tahun, menurut literatur, tetapi hanya sebagian kecil yang memerlukan operasi otak."

"Untuk hadir sebagai pasien darurat bedah dengan sekelompok larva di dekat batang otak, dan kemudian disembuhkan dengan operasi, jarang terjadi."

Setelah operasi, Gerard sekarang bisa kembali bekerja dan pulih dengan baik.

Dr Amadio menambahkan bahwa ia selalu merasa terinspirasi setelah dapat menghilangkan lesi berbahaya dari otak pasien dan melihat hasil yang sangat baik.

 

 

Reporter: Deslita Krissanta Sibuea