Sukses

Ulama Iran Tuduh Donald Trump Sebar Virus Corona di Kotanya

Ulama Iran menuduh Donald Trump sebagai dalang Virus Corona.

Liputan6.com, Qom - Ulama Iran dari kota Suci Qom menuduh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebagai biang keladi infeksi Virus Corona (COVID-19) di Iran. Presiden Trump disebut ingin membuat rakyat Qom takut.

Ulama bernama Hojjat ol-Eslam Seyyed Mohammad Saeed mengungkit ancaman Presiden Trump yang ingin menyerang lokasi budaya di Iran. Kota Qom merupakan sebuah kota bersejarah di Iran.

"Musuh ingin menanam rasa takut di hati rakyat, membuat Qom terlihat sebagai kota yang tidak aman dan membalas dendam atas semua kesalahannya," ujar Hojjat seperti dikutip The Jerusalem Post, Senin (24/2/2020).

Namun, Hojjat yang merupakan Penjaga Shrine of Masoumeh di Qom meyakini Trump tidak akan menang. "Trump akan mati putus asa saat berharap ingin melihat Qom kalah," kata Hojjat.

Ulama itu tak memberi bukti yang mendukung argumennya. Tudingan Trump sebagai penyebar Virus Corona sebetulnya ironis, sebab Trump merupakan seorang germafobia alias takut kuman. 

Trump juga dilaporkan marah saat 14 warga AS dari kapal pesiar Diamond Princess kembali ke AS dan ternyata positif mengidap virus itu.  

Penularanan Virus Corona di Iran merupakan yang tertinggi di Timur Tengah. Pasien terinfeksi di Qom telah mencapai setidaknya 29 orang dan enam orang meninggal.

Akibat penularan di Iran, ada empat negara yang menutup akses terhadap negara ini, yakni Afganistan, Armenia, Pakistan, dan Turki. Pemerintah Iran pun mengimbau rakyat agar membatasi aktivitas publik.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Pasien Virus Corona Meninggal di Iran Bertambah Jadi 8

Otoritas di Iran melaporkan 2 kematian baru karena Virus Corona COVID-19. Total jumlah kematian pasien Virus Corona di Iran pun bertambah menjadi 8 orang. 

Jumlah korban jiwa Virus Corona COVID-19 di Iran juga dilaporkan sebagai angka kematian tertinggi di luar China. 

Seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada kantor berita semi-resmi Fars, bahwa aktivitas ziarah keagamaan ke negara tetangga yaitu Irak, telah ditangguhkan. Kementerian Kesehatan Iran juga dikabarkan telah menutup sekolah dan universitas di beberapa kota, termasuk bioskop.

Beberapa acara publik yaitu teater dan konser juga dikatakan telah dibatalkan. Suatu pertandingan sepakbola juga dikatakan akan dimainkan sesuai jadwal namun tanpa adanya penonton secara langsung.

Total 15 kasus infeksi Virus Corona COVID-19 baru yang dikonfirmasi telah dilaporkan di seluruh negeri, sehingga jumlah keseluruhan menjadi 43, kata juru bicara Kementerian Kesehatan Iran, Kianush Jahanpur, di stasiun TV pemerintah pada 23 Februari, seperti dikutip dari VOA. 

Virus itu diduga telah menyebar dari pekerja asal China yang bekerja di Kota Qom, di mana sebuah perusahaan China telah membangun pembangkit listrik tenaga surya, menurut seorang pejabat Kementerian Kesehatan, Minoo Mohraz, pada 21 Februari.

Dalam upaya untuk mengurangi penyebaran penyakit atau virus tersebut, pihak berwenang dikabarkan terus memberlakukan lebih banyak pembatasan pada ruang publik dan perjalanan.