Sukses

Lawan Virus Corona, Donald Trump Beri Ilmuwan Rp 34,8 Triliun

Gedung Putih meminta paket dana Rp 34,8 triliun untuk melawan Virus Corona.

Liputan6.com, Washington, D.C. - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meminta anggaran darurat ke Kongres untuk melawan dampak Virus Corona (COVID-19). Paket dana yang diminta pemerintahan Trump sebesar US$ 2,5 miliar (Rp 34,8 triliun).

Dilansir New York Post, Rabu (26/2/2020), paket dana itu akan mengalir ke ilmuwan untuk mengembangkan vaksin, serta untuk pengobatan dan perangkat perlindungan. Pemerintah AS juga akan lebih fleksibel dalam memakai anggaran eksisting untuk melawan Virus Corona.

"Kami juga membebaskan anggaran-anggaran eksisting dan dan mengizinkan fleksibilitas lebih besar untuk aktivitas-aktivitas respons," ujar juru bicara badan anggaran Gedung Putih Rachel Semmel.

Di antara anggaran yang dialihkan adalah sebesar US$ 535 juta (Rp 7,4 triliun) yang sebetulnya disiapkan untuk melawan penyakit Ebola.

Permintaan paket dana ini muncul ketika senator senior Partai Demokrat, Chuck Schumer, yang menuding Presiden Trump tidak punya persiapan melawan penyebaran Virus Corona.

"Kita memiliki krisis Virus Corona dan Presiden Trump tidak punya rencana, tak punya urgensi, tak punya pemahaman terhadap fakta-fakta atau bagaimana cara mengkoordinasi respons," ujar Senator Schumer.

Presiden Trump yang sedang berada di India membalas dengan berkata Schumer hanya mengkritik untuk mencari perhatian. Trump menyebut pemerintahannya berkoaborasi dengan Centers for Disease Control & Preventian (CDC).

"CDC dan Pemerintahan saya melakukan kerja luar biasa dalam menangani Virus Corona, termasuk menutup lebih dini perbatasan kita terhadap beberapa area di dunia," ujar Trump. "Sejauh ini, ngomong-ngomong, kita tak punya korban meninggal. Mari tetap begitu!"

(US$ 1 = Rp 13.951)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Tentara AS Kena Virus Corona di Korsel

Total kasus Virus Corona COVID-19 Korea Selatan bertambah empat orang pada Rabu siang 26 Februari 2020. Pihak berwenang melaporkan 169 infeksi baru, termasuk seorang tentara AS, sehingga jumlah keseluruhannya menjadi 1.146.

Orang ke 11 telah meninggal karena penyakit itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) menambahkan dalam sebuah pernyataan di situsnya - seorang lelaki Mongolia berusia 30-an yang menjadi warga negara asing pertama yang menjadi korban wabah tersebut.

Dilansir dari Channel News Asia, kantor berita Yonhap melaporkan bahwa ia berada di rumah sakit di Korea Selatan menunggu transplantasi hati.

Sebagian besar - 90 persen - dari infeksi baru berada di Daegu, kota terbesar keempat di negara itu dan pusat penyebaran, dan provinsi tetangga di Gyeongsang Utara.

Di antara mereka, mereka menyumbang lebih dari 80 persen dari total nasional.

Kasus terinfeksinya militer AS dilaporkan pada hari Rabu, seorang prajurit berusia 23 tahun yang berbasis di Camp Carroll, sekitar 20 km dari Daegu. Kamp itu juga dekat dengan pusat disabilitas yang memiliki wabah virus sendiri.

3 dari 3 halaman

Sejumlah Acara Dibatalkan

Infeksi yang merebak telah dikaitkan dengan Gereja Shincheonji Yesus, entitas yang sering dituduh sebagai aliran sesat.

Seorang anggota wanita berusia 61 tahun menderita demam pada 10 Februari, tetapi menghadiri setidaknya empat kebaktian gereja di Daegu sebelum didiagnosis.

Pengikut Shincheonji telah dinasihati oleh pihak berwenang untuk menahan diri untuk tidak pergi ke luar "sebanyak mungkin".

Dengan meningkatnya kritik publik, pendiri Shincheonji, Lee Man-hee mengatakan kelompok itu akan memberikan daftar semua anggotanya kepada pemerintah agar mereka diuji virusnya. Hal tersebut lantaran para pengikut ajaran tersebut tidak berani terlihat ikut dalam ajaran tersebut, bahkan kepada keluarga mereka sendiri. Alasan tersebut membuat pemerintah sulit mendata siapa saja anggotanya yang terinfeksi atau berpotensi terinfeksi. 

Jalan-jalan Daegu - yang berpenduduk 2,5 juta - sebagian besar telah sepi berhari-hari, terlepas dari antrian panjang di beberapa toko yang menjual masker.

Pihak berwenang mendesak masyarakat untuk berhati-hati secara ekstra, menyarankan warga untuk tinggal di rumah jika mereka mengalami demam atau gejala pernapasan.

Parlemen Korea Selatan membatalkan sesi pada Selasa karena ditutup untuk pembersihan setelah adanya konfirmasi seseorang dengan Virus Corona telah menghadiri pertemuan minggu lalu.

Sejumlah acara telah dibatalkan atau ditunda karena wabah telah menyebar di ekonomi terbesar ke-12 di dunia, dari konser K-pop hingga awal musim sepak bola K-league, termasuk kejuaraan World Team Table Tennis.

"Pemerintah akan memobilisasi semua sumber daya dan sarana" untuk mencoba mengendalikan wabah, Perdana Menteri Chung Sye-kyun mengatakan dalam pertemuan di Daegu, di mana ia memimpin respons pemerintah, kata kantor berita Yonhap melaporkan.Â