Sukses

Virus Corona Pertama Dikonfirmasi di Nigeria, Pertama di sub-Sahara Afrika

Virus Corona COVID-19 pertama dikonfirmasi di Nigeria.

Liputan6.com, Lagos - Nigeria pada Jumat, 28 Februari 2020 mengumumkan kasus pertama Virus Corona (COVID-19) di sub-Sahara Afrika.

"Kasus ini adalah warga negara Italia yang bekerja di Nigeria dan kembali dari Milan, Italia, ke Lagos, Nigeria pada 25 Februari 2020," Menteri Kesehatan Osagie Ehanire mengatakan dalam sebuah pernyataan di Twitter. Demikian seperti dilansir dari Channel News Asia, Jumat (28/2/2020). 

"Pasien stabil secara klinis, tanpa gejala serius, dan sedang dirawat di Rumah Sakit Penyakit Menular di Yaba, Lagos."

Sebelum kasus di Nigeria, hanya dua kasus telah muncul di seluruh Afrika, yakni di Mesir dan di Aljazair. Penghitungan yang membingungkan spesialis kesehatan, mengingat hubungan ekonomi erat benua itu dengan China.

Organisasi Kesehatan Dunia awal pekan ini memperingatkan bahwa sistem kesehatan Afrika tidak dilengkapi untuk menanggapi wabah virus Corona yang mematikan, seandainya kasus mulai berkembang biak di benua itu.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Kekhawatiran WHO terhadap Virus Corona di Afrika

Organisasi Kesehatan Dunia memperingatkan pada Sabtu, 22 Februari 2020 bahwa sistem kesehatan Afrika tidak akan siap untuk menangani wabah Virus Corona yang mematikan, seandainya kasus mulai berkembang biak di benua itu.

Ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus meminta negara-negara anggota Uni Afrika "untuk bersama-sama menjadi lebih agresif dalam menyerang" virus, yang dikenal sebagai COVID-19. Demikian seperti dikutip dari Channel News Asia, Minggu (23/2/2020).

"Kekhawatiran terbesar kami terus menjadi potensi COVID-19 untuk menyebar di negara-negara dengan sistem kesehatan yang lebih lemah," kata Tedros, yang berbicara melalui tautan video dari Jenewa, dalam pertemuan para menteri kesehatan Afrika di markas AU di Addis Ababa.

Ada lebih dari 200 kasus yang dicurigai di wilayah AFRO WHO, yang mencakup sebagian besar negara Afrika, meskipun hampir semuanya telah dikonfirmasi negatif, direktur regional Matshidiso Rebecca Moeti mengatakan pada Sabtu lalu.

Tetapi jika COVID-19 mulai menyebar di benua itu, sistem kesehatan Afrika akan berjuang untuk merawat pasien yang menderita gejala seperti gagal napas, shock septik, dan kegagalan multi-organ, kata Tedros dari WHO.

"Pasien-pasien ini membutuhkan perawatan intensif menggunakan peralatan seperti mesin pendukung pernapasan yang, seperti yang Anda tahu, kekurangan pasokan di banyak negara Afrika dan itu memprihatinkan," katanya.

Selengkapnya di sini...