Sukses

Pentingnya Peran Perempuan, Menlu Retno Luncurkan Indonesia-Afghan Women's Solidarity Network

Dalam kunjungannya ke Kabul, Menlu Retno membantu memberi dukungan demi terciptanya proses perdamaian di Afghanistan.

Liputan6.com, Kabul - Dalam kunjungan selama 11 jam di Kabul setelah menghadiri penandatangan kesepakatan untuk Perdamaian di Afghanistan pada hari Sabtu, 29 Februari 2020 di Doha, Qatar, Menlu Retno lakukan 10 rangkaian pertemuan di Kabul.

Seluruh rangkaian kegiatan Menlu Retno di Kabul untuk menyampaikan 2 pesan utama yaitu pertama, arti penting pemberdayaan perempuan dalam membangun sebuah negara. “Empowering women means empowering the nation”. Untuk itu pada hari ini, Menlu Retno meluncurkan Indonesia-Afghan Women’s Solidarity Network bersama dengan tokoh perempuan Indonesia. Ini adalah manifestasi bentuk nyata untuk memastikan partisipasi perempuan dalam masa depan Afghanistan.

Tahun 2019 yang lalu, indonesia telah menyelenggarakan pertemuan para perempuan Indonesia-Afghanistan di Jakarta.

Kedua, Indonesia mendukung sepenuhnya perdamaian di Afghanistan. “Indonesia akan selalu bersama rakyat Afghanistan untuk mencapai perdamaian yang lestari”, Demikian disampaikan Menlu Retno saat bertemu dengan Presiden Ashraf Ghani, Pejabat Sementara Menlu, Menteri Urusan Perempuan dan Menteri Kebudayaan dan Informasi, Menteri urusan Perdamaian, Penasehat Keamanan Nasional, Menteri Perdagangan dan Ibu Negara Afghanistan.

“Penandatangan perjanjian Amerika dan Taliban di Doha dan Deklarasi Bersama Pemerintah Afghanistan dan Amerika Serikat akan menjadi pembuka jalan bagi perdamaian yang lestari di Afghanistan. Diperlukan komitmen semua pihak untuk melanjutkan langkah awal ini, demi kepentingan rakyat Afghanistan” sebut Retno dalam pertemuan dengan Presiden Ghani.

 

2 dari 2 halaman

Apresiasi bagi Indonesia

Presiden Ghani sampaikan apresiasi yang besar terhadap komitmen Indonesia khususnya Presiden Joko Widodo yang memberikan perhatian dan peran besar yang dimainkan Indonesia dalam mendorong perdamaian di Afghanistan. “Rakyat kami sudah lama memimpikan damai”, ungkap Presiden Ghani.

Presiden Ghani selanjutnya menegaskan langkah lanjutan yang sangat penting yaitu Intra Afghan Dialogue. Dialogue tersebut harus inklusif dan melibatkan semua pihak di Afghanistan. “Rakyat Afghanistanlah yang berhak menentukan sendiri masa depannya," tegas Ghani.

Dalam berbagai pertemuan tersebut, Menlu Retno kembali sampaikan fokus Indonesia untuk membangun 2 elemen penting dalam proses perdamaian di Afghanistan yaitu peran ulama dan pemberdayaan perempuan di Afghanistan dalam mendorong perdamaian di Afghanistan.

Tahun 2018, Indonesia telah menjadi tuan rumah Pertemuan Trilateral Ulama Afghanistan-Indonesia-Pakistan. “Insya Allah tahun ini juga kita akan kembali menggelar Indonesia-Afghanistan Ulama Conference untuk memperkokoh peran Ulama dalam menjaga keberlanjungan proses perdamaian di Afghanistan,” tutur Retno.

Dalam kunjungan kali ini Menlu Retno dianugerahi bintang kehormatan Malalai sebagai pengakuan Afghanistan terhadap kontribusi besar Menlu Retno terhadap peningkatan hubungan Indonesia-Afghanistan dan kontribusinya dalam membangun perdamaian di Kawasan dan dunia. Medali Malalai adalah salah satu bintang kehormatan tertinggi yang diberikan kepada tokoh Afghanistan maupun internasional yang telah memberikan kontribusi luar biasa kepada Afghanistan. Tokoh Afghanistan yang telah menerima penghargaan ini adalah Suraya Parlika (nominator nobel perdamaian dari Afghanistan).