Liputan6.com, Jakarta Kasus Virus Corona (COVID-19) di China adalah yang tertinggi di dunia. Totalnya ada lebih dari 80 ribu, 40 ribu di antaranya sudah sembuh dan 23 ribu masih eksisting.
Yang mengagetkan adalah kasus tertinggi kedua ada di Korea Selatan dengan lebih dari 6.000 kasus. Padahal, hingga awal Februari lalu kasus tertinggi kedua berada di Singapura atau Thailand.
Advertisement
Baca Juga
Apa penyebab Virus Corona di Korsel mendadak melonjak? Ternyata, kuncinya adalah Korea Selatan melakukan tes secara besar-besaran sehingga banyak kasus yang ketahuan.
Berdasarkan laporan South China Morning Post, Jumat (6/3/2020), Korsel mulai melakukan tes massal ketika kasus ada kasus pertama di sana pada 20 Januari lalu. Petugas kesehatan melakukan hingga 10 ribu tes per hari.
Bila mengecek data Korea Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Korsel telah mengecek lebih dari 100 ribu orang.
Per 5 Maret, ada 140.775 orang Korsel telah dites Virus Corona, sebanyak 118.865 orang negatif, dan sisa 6.604 orang masih dalam tahap pengujian.
Cara pengujian Virus Corona di Korsel bahkan ada yang bisa dilakukan secara drive-thru bagi pengendara mobil. Presiden Korsel pun sudah mendeklarasi perang kepada Virus ini.
"Seluruh negara telah memasuki perang melawan penyakit menular sebagaimana krisis di Daeg dan provinsi Gyeongsang Utara telah mencapai poin tertinggi," ujar Presiden Moon Jae-in.
Mayoritas kasus Virus Corona di Korsel berasal dari sebuah gereja di Daegu. Pemimpin gereja itu telah bersujud minta maaf di hadapan media massa karena anggota gerejanya menyebar virus tersebut.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Perbandingan dengan Negara Lain
Korsel memeriksa virus ini secara besar-besaran karena belajar dari wabah Middle East Respiratory Syndrome (MERS) pada 2015 lalu. Cara Korsel menangani MERS dipuji dunia internasional.
Di negara lain, Jepang baru melakukan pengujian kepada kurang dari 2.000 orang sejak akhir Januari. Pemeriksaan di Amerika Serikat (AS) juga masih sedikit, yakni kurang dari 500 orang.
Perdana Menteri Abe Shinzo meminta seluruh rakyat Jepang terlibat melawan Virus Corona, dan Kongres AS sudah menyiapkan dana USD 8,3 miliar untuk melawan virus ini.
Presiden Trump juga sempat bertemu dengan pemimpin perusahaan obat di AS untuk meminta agar vaksin Virus Corona siap dalam beberapa bulan mendatang. Namun, vaksin ternyata baru tersedia setidaknya pada tahun depan.
Penyebab vaksin Virus Corona tak bisa tersedia cepat karena harus ada tahap uji coba dahulu. Perusahaan farmasi khawatir jika proses diburu-buru maka ada efek samping ke pasien.
Advertisement