Sukses

Soal Virus Corona di Negaranya, Pejabat Militer Iran: Ini Perang Biologis

Seorang pejabat tinggi militer Iran sedang menyebarkan teori konspirasi mengenai wabah virus corona di negaranya.

Liputan6.com, Teheran - Seorang pejabat tinggi militer Iran sedang menyebarkan teori konspirasi mengenai wabah virus corona di negaranya, yang telah menewaskan lebih dari 100 orang, termasuk seorang penasihat pemimpin tertinggi Iran, dan menulari lebih dari 3.500, menurut angka resmi.

Seorang anak perempuan mengenakan masker saat berjalan bersama orang tuanya di pusat kota Teheran, Iran, 27 Februari 2020.

Komandan Korps Pengawal Revolusi Islam Iran, Hossein Salami hari Kamis (5/3) mengatakan, virus corona mungkin menjadi senjata biologi Amerika, bertentangan dengan pendapat para ahli yang mengatakan tidak ada bukti bahwa virus itu bisa dibuat oleh manusia.

"Hari ini, negara ini (Iran) terlibat dalam pertempuran biologis," kata Salami seperti dikutip kantor berita semi-resmi ISNA, seperti dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (8/3/2020).

"Kami akan menang dalam perang melawan virus ini, yang mungkin merupakan produk dari (serangan) biologi Amerika, yang pertama menyebar ke China dan kemudian ke seluruh dunia."

Dia tidak memberi bukti untuk mendukung tuduhannya yang tidak berdasar itu.

Salami juga mengatakan, Iran akan mengatasi wabah virus corona "bahkan jika itu bukan tindakan Amerika."

Bulan lalu, para pejabat AS mengatakan akun media sosial terkait Rusia membuat klaim tidak mendasar bahwa Washington berada di balik wabah itu.

Amerika adalah satu di antara lebih dari 80 negara yang terkena dampak wabah COVID-19, yang telah menjangkiti lebih dari 95.000 orang di seluruh dunia. Sejauh ini, sebelas telah meninggal di Amerika dan lebih dari 200 dinyatakan positif hingga tanggal 5 Maret.

Simak video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Warga Iran Ragukan Pemerintahnya Siap Hadapi Virus Corona

Dalam satu bulan terakhir, otoritas Iran telah menyatakan peringatan tertinggi akibat penyebaran Virus Corona COVID-19 di beberapa kota di provinsi Gilan, Iran utara.

Padahal Gilan adalah tujuan wisata popular di Iran yang letaknya 200 kilometer di sebelah utara Teheran, ibu kota negara itu. Demikian seperti dikutip dari DW Indonesia, Sabtu (7/3/2020). 

"Ketika sekolah-sekolah di Teheran ditutup karena Virus Corona jenis baru, banyak warga Iran pergi ke wilayah utara," ujar Shahla, seorang ibu muda di Iran kepada DW.

Shahla yang tumbuh di sebuah kota kecil di Laut Kaspia kini tinggal bersama keluarganya di Teheran. Dia kesal terhadap orang-orang yang justru pergi ke utara meskipun ada peringatan perjalanan resmi dari pemerintah.

"Ibuku masih tingal di kota kecil di sepanjang Laut Kaspia. Dia memberi tahu kami tentang dua orang di lingkungan kami yang baru-baru ini meninggal akibat flu. Keluarga mereka sekarang dikarantina," katanya.

Selengkpanya...