Sukses

Korea Utara Luncurkan Sejumlah Proyektil, Jepang Duga Rudal Balistik

Tembakan proyektil tak teridentifikasi ini diduga sebagai tindakkan Korut atas protes terhadap kecaman dan tekanan dari luar negeri.

Liputan6.com, Pyongyang - Korea Utara diduga kembali menembakkan sejumlah proyektil tak teridentifikasi yang diduga rudal balistik pada Senin, 9 Maret pagi waktu setempat. Sebelumnya, rudal balistik juga ditembakkan oleh Korut beberapa waktu lalu.

Tembakan proyektil tak teridentifikasi ini diduga sebagai tindakkan Korut atas protes terhadap kecaman dan tekanan dari luar negeri, demikian dikutip dari laman Al Jazeera, Senin (9/3/2020).

Kepala Staf Gabungan Seoul mengatakan dalam sebuah pernyataan, tiga peluncuran terjadi dari kota pantai timur di provinsi Hamgyong Selatan Utara. Proyektil tersebut ditembakkan sejauh 200 kilometer (124 mil) pada ketinggian 50 (31 mil) km.

"Kini, militer sedang memantau peluncuran tambahan dan menjaga kesiapan," jelas Kepala Staf Gabungan Seoul.

Seorang juru bicara kementerian pertahanan Jepang mengatakan Korea Utara meluncurkan apa yang tampak sebagai "rudal balistik", dan menambahkan tidak ada indikasi apa pun yang turun di wilayah Tokyo atau zona ekonomi eksklusif.

"Tindakan-tindakan ini mengancam perdamaian dan keamanan negara dan wilayah kita," kata Yoshihide Suga, Kepala Sekretaris Kabinet Jepang dan juru bicara pemerintah.

Dalam 10 hari terakhir, Korea Utara mengatakan pemimpin Kim Jong Un mengawasi dua putaran latihan artileri tembakan langsung dalam uji senjata pertamanya sejak akhir November tahun lalu.

Kim telah disebut-sebut telah berjanji akan meningkatkan pencegah nuklirnya dan tidak terikat oleh moratorium uji senjata utama di tengah kebuntuan diplomatik antara Korut dan AS.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Diplomasi yang Menemui Jalan Buntu

Korea Selatan dan beberapa negara Eropa memprotes latihan militer yang dilakukan oleh Korea Utara. Korsel tetap pada perdiriannya bahwa peluncuran rudal balistik melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.

Korea Utara telah mengecam kritik dari luar. Mereka mengkaliam memiliki hak untuk melakukan latihan militer di hadapan pasukan Amerika Serikat dan Korea Selatan di kawasan mereka.

Dewan Keamanan tidak mengeluarkan pernyataan apa pun setelah peluncuran proyektil tak terindikasi Korea Utara pada 1 Maret pekan lalu. Tetapi lima anggota Eropa mengutuk apa yang mereka sebut "tindakan provokatif."

Belgia, Estonia, Prancis, Jerman dan Inggris, yang menyerukan pertemuan tertutup. Dalam pertemuan itu dibasah soal perdamaian, keamanan dan stabilitas regional dan internasional serta melanggar resolusi Dewan Keamanan yang disetujui dengan suara bulat.

Pekan lalu, adik perempuan Kim Jong Un menyuarakan kecaman dan penghinaan terhadap Korea Selatan karena mengkritik latihan militer sebelumnya.

Pembicaraan nuklir antara Pyongyang dan Washington tetap mandet sejak KTT Singapuran dan Hanoi tidak membuahkan kesepakatan yang signifikan.