Liputan6.com, Manila - Pemerintah Filipina meliburkan sekolah di daerah Metro Manila pada pekan ini. Keputusan itu terkait antisipasi terhadap Virus Corona (COVID-19).Â
Presiden Rodrigo Duterte menyorot masa inkubasi Virus Corona yang bisa sampai dua minggu. Pemerintah pun memilih meminta agar anak-anak belajar di rumah.Â
Advertisement
Baca Juga
"Alasannya adalah kita akan melihat periode inkubasi (Virus Corona) yang tak seperti virus normal," ujar Duterte pada Senin malam seperti dikutip Philstar, Selasa (10/3/2020). "Jadi dalam 14 hari ini, kita harus mengamankan anak-anak."
Menteri Pendidikan Filipina Leonor Briones juga mendukung kebijakan ini. Bahkan sang menteri bersikeras agar anak-anak belajar di rumah saja.Â
"Menteri Pendidikan Briones bersikeras agar para murid tetap di rumah, tetapi belajar," kata Duterte. "Anak-anak harus belajar meski mereka tetap berada di rumah masing-masing," tegas Duterte.Â
Sebelumnya, Menteri Briones sedang mempertimbangkan untuk memangkas masa belajar di semester ini akibat Virus Corona. Pengambilan keputusan itu sedang didalami agar sesuai hukum yang berlaku.Â
Kementerian Pendidikan Filipina juga sudah menyetop acara-acara yang melibatkan murid dan guru. Status Virus Corona di Filipina kini sudah merah.Â
Menurut peta Gis And Data, total jumlah pasien Virus Corona di Filipina ada 20 orang. Satu orang dinyatakan sembuh, dan satu WNA China meninggal dunia.Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Saudi Liburkan Sekolah
Dalam upaya mencegah penyebaran Virus Corona COVID-19, pihak berwenang di Arab Saudi dilaporkan mengunci wilayah Qatif timur.
Riyadh juga melaporkan penutupan sementara semua sekolah dan universitas negeri dan swasta di seluruh negeri dari Senin sampai pemberitahuan lebih lanjut, seperti dikutip dari Aljazeera.
Langkah-langkah "pencegahan dan kewaspadaan" direkomendasikan oleh otoritas kesehatan dan dirancang untuk melindungi siswa dan staf, kata Kementerian Pendidikan Arab Saudi, seperti dikutip dari Arab News.
Langkah-langkah tersebut dikatakan mencakup semua lembaga pendidikan, termasuk sekolah negeri dan swasta, serta lembaga pelatihan teknis dan kejuruan.
Kementerian Pendidikan Arab Saudi juga mengatakan, "Menteri Pendidikan mengarahkan agar sekolah virtual dan pendidikan jarak jauh diaktifkan, sementara sekolah ditutup untuk memastikan bahwa proses pendidikan berlanjut secara efektif dan berkualitas".
Keputusan itu juga dibenarkan oleh Menteri Pendidikan Arab Saudi, Hamad bin Mohammed Al-Asheikh, yang mengatakan bahwa hal itu merupakan langkah pencegahan dan mengatakan bahwa mereka sedang melakukan evaluasi harian dan mingguan sebelum kembali ke sekolah.
Advertisement