Sukses

Amerika Serikat Mulai Tarik Pasukannya dari Afghanistan

Pasukan AS di Afghanistan mulai dipulangkan secara bertahap.

Liputan6.com, Kabul - AS telah mulai menarik pasukannya dari Afghanistan sebagai bagian dari kesepakatan dengan Taliban yang bertujuan membawa perdamaian ke negara itu. AS sepakat untuk mengurangi pasukannya dari sekitar 12.000 menjadi 8.600 dalam 135 hari sejak penandatanganan perjanjian.

Menarik kembali pasukan adalah syarat dari perjanjian damai bersejarah yang ditandatangani oleh AS dan Taliban pada 29 Februari lalu.

Melansir BBC, Selasa (10/3/2020), ,pemerintah Afghanistan tidak mengambil bagian dalam kesepakatan itu, tetapi diperkirakan akan mengadakan pembicaraan dengan Taliban.

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani awalnya mengatakan dia tidak akan mematuhi perjanjian untuk membebaskan tahanan Taliban sebagai prasyarat untuk pembicaraan langsung dengan kelompok militan.

Tetapi sebuah laporan mengatakan bahwa presiden, yang dilantik untuk masa jabatan kedua pada hari Senin, akan mengeluarkan keputusan untuk sedikitnya 1.000 tahanan Taliban yang akan dibebaskan minggu ini.

Kesepakatan damai itu nampak lemah pekan lalu, setelah AS melancarkan serangan udara sebagai tanggapan terhadap para pejuang Taliban yang menyerang pasukan Afghanistan di provinsi Helmand.

Taliban juga menyerukan de-eskalasi dan pada hari Senin, Kolonel Sonny Leggett, seorang juru bicara pasukan AS di Afghanistan, mengumumkan fase pertama penarikan pasukan Amerika.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Kesepakatan AS

AS mempertahankan semua sarana dan wewenang militer untuk mencapai tujuan mereka di Afghanistan, terlepas dari adanya penarikan pasukan, kata Kolonel Leggett melalui sebuah pernyataan.

AS dan sekutu-sekutu NATO-nya telah sepakat untuk menarik semua pasukan dalam waktu 14 bulan jika para militan menegakkan kesepakatan.

Di bawah perjanjian itu, para militan telah sepakat untuk menahan diri dari serangan dan juga tidak membiarkan al-Qaeda atau kelompok ekstremis lainnya beroperasi di wilayah yang mereka kuasai.

Ketika penarikan pasukan AS dimulai pada hari Senin, ketidakstabilan politik yang baru mengancam prospek pembicaraan antara semua pihak di negara ini. 

"Memprioritaskan pemerintah yang inklusif dan Afghanistan yang bersatu adalah yang terpenting untuk masa depan negara itu dan khususnya untuk tujuan perdamaian," kata Menlu AS Mike Pompeo dalam sebuah pernyataan pada hari Senin kemarin.Â