Liputan6.com, Jakarta - Denmark dilaporkan memutuskan untuk lockdown akibat Virus Corona. Disebutkan menjadi negara kedua di Eropa yang mengambil langkah tersebut setelah Italia.
Mengutip Daily Mail, Kamis (12/3/2020), Perdana Menteri Italia Mette Frederiksen disebutkan menyatakan bahwa semua sekolah, universitas, dan taman kanak-kanak Denmark akan ditutup selama dua minggu untuk memperlambat penyebaran Virus Corona COVID-19.
Langkah-langkah baru yang sulit juga akan mencakup pelarangan acara indoor atau dalam ruangan dengan 100 atau lebih peserta, dan mengirim pegawai sektor publik yang bekerja di sektor 'tidak kritis' ke rumah.
Advertisement
Pekerja sektor swasta juga akan didorong untuk bekerja dari rumah, setelah Danish Patient Safety Authority melaporkan 442 kasus baru minggu ini.
Tindakan mendesak tersebut mengikuti penetapan dari Organisasi Kesehatan Dunia bahwa Virus Corona COVID-19 kini sebagai pandemi, mengecam pemerintah yang 'tidak aktif' menangani justru memicu krisis.
Dalam konferensi pers kemarin, PM Frederiksen mengatakan: "Ini akan memiliki konsekuensi besar, tetapi alternatifnya akan jauh lebih buruk."
"Dalam keadaan normal, pemerintah tidak akan menghadirkan langkah-langkah yang jauh seperti itu tanpa memiliki semua solusi yang siap untuk banyak orang Denmark. Tapi kita berada dalam situasi yang luar biasa."
Menurut The Local, Perdana Menteri menambahkan: "Kami tidak akan melewati ini tanpa konsekuensi. Bisnis akan tutup. Beberapa akan kehilangan pekerjaan mereka. Kami akan melakukan apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi konsekuensi bagi karyawan."
Søren Brostrøm selaku direktur The Danish Health Authority, menyebut penyakit itu "bukan hanya ancaman bagi Denmark, tetapi bagi seluruh dunia."
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Strategi Penanganan Virus Corona Denmark
Pemerintah Denmark sebelumnya mengumumkan bahwa mereka akan mengubah strategi terkait penanganan Virus Corona dari 'penahanan' menjadi 'menunda' ketika jumlah kasus terus meningkat.
Langkah ini mengisyaratkan upaya baru, untuk mengalihkan sumber daya dari mencegah infeksi di Denmark untuk memperlambat penyebarannya di dalam negeri.
Penerapan tersebut terjadi ketika WHO menyalahkan 'tingkat kelambanan yang mengkhawatirkan' oleh pemerintah di seluruh planet Bumi, yang memicu meningkatnya krisis Virus Corona.
Badan PBB itu mengatakan 'sangat prihatin dengan tingkat penyebaran dan kecemasan yang mengkhawatirkan', karena jumlah kasus yang dikonfirmasi secara global melampaui 120.000.
Direktur Jenderal badan PBB Dr Tedros Adhanom juga mengecam pemerintah karena mengabaikan permintaan WHO berulang kali untuk mengambil tindakan mendesak dan agresif, dengan kasus-kasus terkait Virus Corona di luar China yang meningkat 13 kali lipat dalam waktu dua minggu. Karena meningkatnya krisis di Italia, Iran, Spanyol, Jerman, dan Prancis.
WHO mengatakan: 'Pandemi bukanlah kata untuk digunakan dengan ringan atau sembrono. Ini adalah kata yang jika disalahgunakan, dapat menyebabkan ketakutan yang tidak masuk akal, atau penerimaan yang tidak adil bahwa pertarungan telah berakhir, yang mengarah pada penderitaan dan kematian yang tidak perlu."
Advertisement