Sukses

Kisah Perawat Italia Hadapi Virus Corona hingga Wajah Memar

Sebagai seorang perawat atau petugas medis yang merawat pasien terpapar Virus Corona COVID-19, harus menggunakan peralatan khusus seperti pakaian, masker hingga pelindung mata.

Liputan6.com, Roma - Perawat muda bernama Alessia Bonari adalah salah satu contoh dari sekian banyak petugas medis yang mendedikasikan dirinya dalam merawat pasien yang terpapar Virus Corona.

Seperti dikutip dari laman Skynews.com, Jumat (13/3/2020) dalam akun media sosialnya, Bonari menunjukkan wajahnya yang tampak memar lantaran memakai masker penutup mata dalam kurun waktu yang cukup lama.

Sebab, sebagai seorang perawat atau petugas medis yang merawat pasien terpapar Virus Corona harus menggunakan peralatan khusus seperti pakaian, masker hingga pelindung mata.

Bonari mengaku jika ia tidak bisa pergi ke toilet atau minum selama enam jam saat sedang bekerja.

Bonari juga menceritakan rekan-rekannya yang tertidur lantaran letih dalam bekerja. Dalam unggahan fotonya, ia juga mengaku ada rasa ketakutan yang menghantui kala bekerja.

Sebab, bisa saja ia ikut terpapar virus mematikan tersebut.

Dalam unggahan foto, ia menambahkan kalimat yang berbunyi: "Saya takut karena pelindung wajah serta masker ini mungkin tidak menempel dengan benar ke wajah, atau saya mungkin secara tidak sengaja menyentuh diri saya dengan sarung tangan kotor, atau mungkin lensa tidak menutupi mata saya sepenuhnya dan ada sesuatu yang lewat."

"Saya lelah secara fisik karena alat pelindung ini menyakiti saya, jaket lab juga membuat saya berkeringat dan begitu saya berpakaian saya tidak bisa lagi pergi ke kamar mandi atau minum selama enam jam."

"Saya lelah secara psikologis, seperti semua kolega saya yang telah berada dalam situasi yang sama selama berminggu-minggu, tetapi ini tidak akan menghentikan kami melakukan pekerjaan kami."

2 dari 2 halaman

Italia Lockdown

Pemerintah Italia memutuskan untuk lockdown atau menutup akses seantero Negeri Menara Pisa. Tujuannya untuk mencegah sebaran Virus Corona meluas. Kebijakan ini berlangsung mulai 10 Maret hingga 3 April, usai diumumkan Perdana Menteri Giuseppe Conte pada Senin, 9 Maret sore waktu setempat.

Sekitar 60 juta penduduk Italia pun terisolasi. Semua restoran dan kafe wajib tutup pada sore hari. Sekolah dan universitas juga diliburkan. Bahkan, Liga Sepak Bola Italia berhenti.

Untuk mempromosikan kebijakan ini, pemerintah Italia mengeluarkan slogan 'Saya Tetap di Rumah'. "Kebiasaan kita perlu diubah," ujar Conte. "Mereka sekarang diubah," katanya.

Selain diminta tetap di rumah, orang-orang di Italia diharuskan menjaga jarak minimal 1 meter.