Sukses

4 Negara yang Lockdown untuk Cegah Penyebaran Virus Corona COVID-19

Langkah ini diambil guna meminimalisir penyebaran Virus Corona yang semakin menakutkan. Akibatnya, kota menjadi sepi dan berkurangnya aktivitas warga.

Liputan6.com, Jakarta - Akibat Virus Corona COVID-19 yang telah menyebar luas, sejumlah negara memutuskan untuk melakukan lockdown atau penutupan akses serta pembatasan aktivitas bagi masyarakat di sebuah kota atau negara.

Langkah ini diambil guna meminimalisir penyebaran Virus Corona COVID-19 yang semakin menakutkan. Akibatnya, kota menjadi sepi dan berkurangnya aktivitas warga.

Sebab, mereka diminta untuk tinggal di dalam rumah. Ada yang melakukan pembatasan itu untuk sementara dan ada pula yang telah menentukan hingga satu bulan lamanya.

Seperti dikutip dari berbagai sumber, Jumat (13/3/2020) berikut 4 negara yang memilih lockdown sebagai antisipasi Virus Corona COVID-19:

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 5 halaman

1. Filipina

Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada Kamis (12/3/2020) mengumumkan lockdown. Melakukan penuntupan akses masuk ke negara itu, dengan penghentian perjalanan darat, laut dan udara domestik ke dan dari Manila.

Mengutip The Star, selain itu juga diberitahukan tindakan karantina masyarakat, dalam apa yang disebutnya lockdown ibu kota untuk menangkap penyebaran Virus Corona COVID-19.

Duterte menyetujui resolusi untuk memungkinkan langkah-langkah mencegah Virus Corona COVID-19 meluas. Termasuk larangan pertemuan massal, satu bulan penutupan sekolah dan karantina di masyarakat di mana kasus terdeteksi, selain menghentikan perjalanan domestik masuk dan keluar dari Manila.

Aturan ini mengikuti konfirmasi pada hari Sabtu 7 Maret, tentang penularan virus domestik pertama Filipina yang telah menewaskan dua orang di sana dan menginfeksi 53.

Per Kamis ini, kasus Virus Corona COVID-19 di Filipina mencapai 52. Dengan kematian 2 jiwa.

 

3 dari 5 halaman

2. Italia

Pemerintah Italia memutuskan untuk lockdown atau menutup akses seantero Negeri Menara Pisa. Tujuannya untuk mencegah sebaran Virus Corona COVID-19 meluas. Kebijakan ini berlangsung mulai 10 Maret hingga 3 April, usai diumumkan Perdana Menteri Giuseppe Conte pada Senin, 9 Maret sore waktu setempat.

Sekitar 60 juta penduduk Italia pun terisolasi. Semua restoran dan kafe wajib tutup pada sore hari. Sekolah dan universitas juga diliburkan. Bahkan, Liga Sepak Bola Italia berhenti.

Untuk mempromosikan kebijakan ini, pemerintah Italia mengeluarkan slogan 'Saya Tetap di Rumah'. "Kebiasaan kita perlu diubah," ujar Conte. "Mereka sekarang diubah," katanya.

Selain diminta tetap di rumah, orang-orang di Italia diharuskan menjaga jarak minimal 1 meter.

 

4 dari 5 halaman

3. Wuhan, China

Wuhan bisa dikatakan sebagai kota pertama di dunia yang melakukan lockdown, lantaran Virus Corona COVID-19. Berdasarkan kesaksian mahasiswi S2 Indonesia dari Aceh, Siti Mawaddah, masyarakat di Wuhan tak dibolehkan pergi ke tempat ramai. Karena Virus Corona COVID-19 bisa menular lewat kontak fisik.

Toko-toko memilih tutup. Akses menuju kereta Metro di Wuhan juga mati. Bus pun sulit dicari. Kendaraan pribadi dan taksi menjadi pilihan transportasi di kota itu, sebelum akhirnya juga dilarang.

Pesta kembang api yang biasanya memeriahkan tahun baru China, tak dibolehkan pemerintah untuk digelar. Membuat Imlek di Wuhan berakhir tanpa perayaan.

 

5 dari 5 halaman

4. Denmark

Denmark dilaporkan memutuskan untuk lockdown akibat Virus Corona COVID-19. Disebutkan menjadi negara kedua di Eropa yang mengambil langkah tersebut setelah Italia.

Mengutip Daily Mail, Perdana Menteri Italia Mette Frederiksen disebutkan menyatakan bahwa semua sekolah, universitas, dan taman kanak-kanak Denmark akan ditutup selama dua minggu untuk memperlambat penyebaran Virus Corona COVID-19.

Langkah-langkah baru yang sulit juga akan mencakup pelarangan acara indoor atau dalam ruangan dengan 100 atau lebih peserta, dan mengirim pegawai sektor publik yang bekerja di sektor 'tidak kritis' ke rumah.

Pekerja sektor swasta juga akan didorong untuk bekerja dari rumah, setelah Danish Patient Safety Authority melaporkan 442 kasus baru minggu ini.