Sukses

Hadapi Virus Corona COVID-19, PPI Malaysia Bentuk Panitia Khusus

PPI Malaysia membentuk panitia khusus untuk menangani Virus Corona COVID-19, guna membantu menyaring informasi terkait.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Pemerintah Malaysia telah mulai menerapkan aturan movement restriction atau pembatasan pergerakan masyarakat mulai Rabu, 18 Maret 2020. 

Menanggapi hal tersebut, Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Malaysia telah membentuk sebuah tim atau panitia khusus untuk membantu menyaring informasi sekaligus menyampaikannya kepada para mahasiswa Indonesia yang ada di sana. 

"Yang terutama kami siapkan adalah panitia khusus PPI Malaysia yang tujuan utamanya adalah jadi penyaring informasi selama masa movement restriction ini," jelas Andasmara Rizky Pranata, mahasiswa S3 di Malaysia yang menjabat sebagai Ketua Panitia Khusus COVID-19 PPIM. 

Ia mengatakan bahwa inisiatif pembentukan panitia ini berasal dari PPI Malaysia yang merasa banyak informasi yang kerap berubah dan membingungkan. Terlebih, menjelang adanya aturan movement restriction yang kini sedang diterapkan, pihaknya merasa harus ada satu tim khusus yang menangani masalah ini.

Kepada Liputan6.com, Rabu (18/3/2020), Andasmara kemudian menambahkan bahwa panitia khusus ini terus menjalin koordinasi dengan pihak KBRI setempat. 

"Meskipun terbentuk oleh inisiatif mahasiswa, tetap saja yang utama kita ikuti adalah dari KBRI," kata mahasiswa Indonesia yang kini menempuh pendidikan di fakultas hukum University of Malaya, Kuala Lumpur.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

2 dari 2 halaman

Koordinasi Antar Wilayah

Selain membantu menyampaikan informasi, panitia khusus ini juga ikut memantau keadaan para mahasiswa yang tersebar di sejumlah wilayah. 

"Koordinasi tim ini dibentuk per wilayah Malaysia yaitu sentral, utara, selatan, dan Sabah dan Sarawak. Seperti di surat himbauan yang tersebar di media PPIM, ada contact person dan penanggung jawab di setiap wilayah," jelas Andasmara. 

Untuk saat ini, para mahasiswa Malaysia sudah diliburkan dan bahkan tidak diperbolehkan mengadakan kegiatan e-learning. Kebanyakan mahasiswa yang masih berada di Malaysia juga terus diimbau untuk tidak keluar dari kediaman masing-masing. Ia pun kemudian mengatakan bahwa kebanyakan mahasiswa Indonesia sudah kembali ke Tanah Air.Â