Liputan6.com, Milan - Kasus baru Virus Corona (COVID-19) di China mulai menurun. Kabar terbaru, kasus di kota Wuhan tercatat nol pada Rabu 18 Maret dan Kamis 19 Maret. Hal seperti itu baru pertama kali terjadi sejak 21 Januari lalu.Â
Presiden China Xi Jinping menyebut negaranya sudah berhasil menjinakkan Virus Corona, tetapi virus itu terlanjur menyebar ke berbagai negara. China pun mulai mengirim alat dan bantuan medis ke berbagai negara.Â
Advertisement
Baca Juga
Salah satu negara yang menjadi tujuan China adalah Italia yang terdampak paling parah di Eropa. Namun, otoritas kesehatan China mengaku kaget melihat betapa santainya warga Italia dalam menghadapi Virus Corona.Â
Dilaporkan South China Morning Post, yang dikutip pada Sabtu (21/3/2020), pihak China mengambil contoh di Kota Milan yang ternyata transportasi publik masih beroperasi. Itu berbeda dengan kota Wuhan yang menutup jalur transportasi.
"Di Milan, area yang terkena paling parah oleh COVID-19, tindakan lockdown-nya sangat kendor. Saya bisa melihat transportasi umum masih beroperasi, orang-orang masih berpergian, masih berkumpul di hotel-hotel dan mereka tidak memakai masker," ujar Sun Shuopeng, wakil presiden Palang Merah China.Â
Italia sebetulnya sudah melakukan lockdown sejak awal bulan ini, namun Sun Shuopeng lantas membandingkan tindakan disiplin yang diambil oleh China. Lockdown di China sangatlah ketat sementara kehidupan di Milan berjalan relatif normal.
"Saya tidak tahu apa yang masyarakat di sini pikirkan. Kita benar-benar harus menghentikan aktivitas-aktivitas ekonomi seperti biasa dan interaksi manusia seperti biasa. Kita harus tetap berada di rumah dan membuat setiap usaha untuk menyelamatkan nyawa. Langkah ini patut dibayar dengan berbagai cara demi menyelamatkan nyawa," tegas Sun.
Kasus Virus Corona di Italia telah merenggut 3.405 nyawa dan total kasusnya sudah 44 ribu. Berdasarkan statistik resmi, jumlah orang meninggal akibat Corona di Italia sudah melebihi China.Â
Virus ini mudah menular di kerumunan ramai lewat batuk atau bersin. Nyawa lansia terutama sangat terancam akibat Virus Corona, alhasil negara maju seperti Amerika Serikat meminta agar masyarakat tetap di rumah agar lansia tak tertular.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Italia Terjunkan Mahasiswa Kedokteran
Pemerintah Italia akan melibatkan 10.000 mahasiswa kedokteran untuk ikut melayani pasien Virus Corona COVID-19. Mereka terpaksa membatalkan ujian akhir mereka, dalam upaya untuk membantu tenaga kesehatan yang berjuang mengatasi virus yang telah merenggut 345 nyawa lagi.
Menteri pendidikan yang menangani University and Research, Gaetano Manfredi, mengatakan pemerintah akan membiarkan lulusan kedokteran tahun ini mulai bekerja sekitar delapan atau sembilan bulan lebih cepat dari jadwal dan mengesampingkan ujian wajib yang biasanya mereka lakukan sebelum kualifikasi.
Lulusan kedokteran akan dikirim untuk bekerja di klinik dokter umum dan di rumah perawatan lansia. Dengan ini, dokter yang lebih berpengalaman yang akan dikirim ke rumah sakit yang memiliki lebih banyak pasien. Demikian seperti dikutip dari Channel News Asia.Â
"Ini berarti segera melepaskan ke dalam Sistem Kesehatan Nasional energi sekitar 10.000 dokter, yang merupakan dasar untuk mengatasi kekurangan yang diderita negara kita," katanya dalam sebuah pernyataan.
Mantan perdana menteri Silvio Berlusconi mengatakan pada hari Selasa bahwa ia akan menyumbangkan 10 juta euro (US$ 11 juta) untuk membantu pendirian pusat kesehatan untuk Virus Corona.
Â
Advertisement