Liputan6.com, Seoul - Korea Utara telah menembakkan dua proyektil ke laut, menurut militer Korea Selatan.
Proyektil tersebut tampaknya merupakan rudal balistik jarak pendek, lanjut laporan tersebut, seperti dikutip dari BBC, Sabtu (21/3/2020).
Mereka diluncurkan pada Sabtu pagi 21 Maret 2020 dari provinsi Pyongan menuju Laut Timur, juga dikenal sebagai Laut Jepang.
Advertisement
Baca Juga
Korea Utara meluncurkan beberapa rudal sebagai bagian dari latihan menembak awal bulan ini. AS dan China telah meminta Pyongyang untuk kembali ke perundingan tentang penghentian program nuklir dan misilnya.
Pada hari Sabtu, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan sedang memantau situasi jika ada peluncuran tambahan.
Ia menggambarkan tindakan sebagai "sangat tidak pantas" pada saat dunia sedang berhadapan dengan pandemi Covid-19.
Proyektil Korea Utara itu terbang sejauh 410 km (255 mil) dengan ketinggian maksimum sekitar 50 km, kata militer Korea Selatan.
Penjaga pantai Jepang mengonfirmasi bahwa sebuah rudal telah mendarat di luar perairan zona ekonomi eksklusifnya.
Simak video pilihan berikut:
Pertemuan Parlemen untuk Membahas Virus Corona
Penembakan rudal itu terjadi ketika Korea Utara mengumumkan akan mengadakan sidang Majelis Rakyat Tertinggi, parlemen negara itu, pada 10 April. Para analis mengatakan pertemuan itu akan melibatkan hampir 700 pemimpin negara di satu tempat.
Rachel Minyoung Lee, dari situs web pemantauan Korea Utara NK News mengatakan di Twitter bahwa pertemuan itu akan "menjadi pertunjukan utama kepercayaan (Korea Utara) dalam mengelola situasi virus corona."
Belum ada kasus coronavirus yang dilaporkan di Korea Utara, meskipun beberapa ahli meragukan hal ini.
Korea Utara berbatasan dengan China, tempat virus itu muncul, dan Korea Selatan, tempat terjadi wabah besar.
Seorang pejabat tinggi militer AS mengatakan pekan lalu bahwa dia "cukup yakin" ada infeksi di Korea Utara.
Korea Utara mengkarantina sekitar 380 orang asing --kebanyakan diplomat dan staf di Pyongyang-- di kompleks mereka selama setidaknya 30 hari. Pembatasan dicabut pada awal Maret. Sekitar 80 orang asing, terutama diplomat, diterbangkan keluar dari ibukota pada 9 Maret 2020.
Advertisement