Sukses

KBRI Kroasia: Tak Ada WNI Jadi Korban Gempa di Zagreb

Dari bencana gempa bumi yang melanda Kroasia secara parah, dilaporkan tidak ada WNI yang menjadi korban.

Liputan6.com, Zagreb - Gempa bumi mengguncang ibu kota Kroasia, Zagreb pada Minggu 22 Maret waktu setempat. Lindu merusak sejumlah gedung dan membuat banyak mobil hancur karena terjangan batu.

Setelah gempa, wali kota Zagreb mendesak orang-orang untuk kembali ke rumah karena khawatir tentang Virus Corona COVID-19.

Gempa magnitudo 5,3 ini tercatat sebagai yang terbesar, yang mempengaruhi kota ini dalam 140 tahun terakhir.

Menurut laporan KBRI Kroasia, tidak ada WNI yang menjadi korban dalam bencana ini.

"Dapat diinformasikan bahwa tidak ada WNI yang menjadi korban gempa Kroasia. Seluruh WNI dan staf KBRI dalam keadaan sehat dan aman," lapor KBRI Kroasia ketika dihubungi Liputan6.com pada Senin (23/3/2020).

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 4 halaman

Terjadi di Tengah Lockdown

Kroasia sedang menerapkan lockdown parsial di daerah ibu kota. Warga diminta menghindari keramaian, taman, dan tempat publik, namun gempa ini tak memberikan pilihan selain keluar dari rumah demi menyelamatkan diri.

Banyak bangunan dan perumahan rusak dan retak. Gereja Katedral Zagreb juga rusak, selain itu para ibu-ibu yang baru melahirkan membawa bayi mereka keluar rumah sakit di tengah musim dingin Kroasia.

Meski ada gempa, Menteri Kesehatan Kroasia Vili Beros tetap meminta masyarakat tetap mengikuti kebijakan lockdown dan waspada penyebaran COVID-19. Pasalnya, Virus Corona masih jauh lebih berbahaya dari gempa.

"Gempa memang berbahaya, tetapi Virus Corona lebih berbahaya," ujar Beros. Masyarakat pun diminta tidak berkumpul lebih dari lima orang.

3 dari 4 halaman

17 Orang Terluka

Gempa dengan magnitudo 5,3 terjadi di Kroasia pada Minggu 22 Maret pagi, ketika negara Balkan itu sedang lockdown akibat Virus Corona COVID-19. Akibatnya, warga berhamburan keluar rumah, aliran listrik terputus, dan 17 orang terluka.

Dilansir AP News, Senin (23/3/2020), gempa terjadi di wilayah ibu kota Zagreb pada pukul 6.23 pagi. Pusat gempat berada 7 kilometer di utara Zagreb pada kedalaman 6 kilometer.

Gempa ini merupakan yang terbesar di Kroasia dalam 100 tahun terakhir. Seorang gadis 15 tahun kritis dan 16 orang lainnya luka-luka.

Kroasia sedang menerapkan lockdown parsial di daerah ibu kota. Warga diminta menghindari keramaian, taman, dan tempat publik, namun gempa ini tak memberikan pilihan selain keluar dari rumah demi menyelamatkan diri.

Banyak bangunan dan perumahan rusak dan retak. Gereja Katedral Zagreb juga rusak, selain itu para ibu-ibu yang baru melahirkan membawa bayi mereka keluar rumah sakit di tengah musim dingin Kroasia.

Meski ada gempa, Menteri Kesehatan Kroasia Vili Beros tetap meminta masyarakat tetap mengikuti kebijakan lockdown dan waspada penyebaran COVID-19. Pasalnya, Virus Corona masih jauh lebih berbahaya dari gempa.

"Gempa memang berbahaya, tetapi Virus Corona lebih berbahaya," ujar Beros. Masyarakat pun diminta tidak berkumpul lebih dari lima orang.

Menurut peta Gis And Data, terdapat 254 pasien COVID-19 di Kroasia. Ada lima orang sembuh dan satu orang meninggal.

4 dari 4 halaman

Gempa Terbesar dalam 140 Tahun

Setelah gempa hari Minggu, wali kota Zagreb mendesak orang-orang untuk kembali ke rumah karena khawatir tentang Virus Corona COVID-19.

Gempa magnitudo 5,3 ini tercatat sebagai yang terbesar, yang mempengaruhi kota ini dalam 140 tahun.

Penduduk yang panik berlari ke jalan-jalan ketika sekitar pukul 06.00 waktu setempat. Pihak berwenang kemudian meminta warga keluar dari rumah.

"Jaga jarak. Jangan berkumpul bersama. Kami menghadapi dua krisis serius, gempa bumi dan epidemi," kata Menteri Dalam Negeri Kroasia Davor Bozinovic.