Liputan6.com, Washington, D.C. - Duta Besar China untuk Amerika Serikat (AS) Cui Tiankai angkat bicara terkait istilah "Virus China" yang dipakai Presiden Donald Trump. Istilah itu merujuk kepada Virus Corona COVID-19 yang mewabah di Wuhan, China.
Trump memakai istilah Virus China karena tidak senang dengan tuduhan konspirasi Kementerian Luar Negeri China bahwa COVID-19 disebar militer AS. Istilah seperti itu sebetulnya tak sesuai ketentuan World Health Organization (WHO).
Advertisement
Baca Juga
Sebab, WHO tak ingin ada sebutan penyakit yang dikaitkan nama tempat karena dikhawatirkan menimbulkan stigma. Virus Ebola dan Zika juga berasal dari nama tempat.
Ketentuan WHO mendapat dukungan penuh dari China. Ketika ditanya respons pemakaian istilah Virus China, Dubes Cui Tiankai mengimbau agar mengikuti WHO.
"Saya pikir World Health Organization punya aturan ketika menamakan virus-virus baru. Mereka tidak akan memberikan kesan kepada orang-orang bahwa virus itu terkait dengan lokasi, kelompok, atau hewan tertentu. Mereka ingin menghindari stigma," ujar Dubes Cui seperti dikutip situs resmi Kedubes China, Senin (23/3/2020).
"Pesan saya sangat jelas. Saya harap aturan WHO akan diikuti," ujar Dubes Cui.
Tudingan AS sebagai penyebar Virus Corona berasal dari jubir Kemlu yakni Zhao Lijian. Saat ditanya mengenai ucapan Zhao, Dubes Cui berkelit dan menyuruh reporter bertanya langsung ke yang bersangkutan.
"Mungkin kau bisa pergi dan tanya padanya," ujarnya. "Sekarang saya di sini mewakili kepala pemerintahan saya dan pemerintah saya, bukan (mewakili) individu tertentu," kata Dubes China.
Selain itu, Dubes Cui membantah spekulasi COVID-19 berasal dari laboratorium.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Virus dari Laboratorium?
Secara tidak langsung, Dubes Cui Tiankai masih mendorong narasi bahwa asal COVID-19 masih dilacak. Sebelumnya, Zhao Linjian menyebut asal virus itu belum tentu dari China.
Dubes Cui berkata untuk membiarkan ilmuwan yang mencari tahu asal virus itu. Selain itu, sang dubes menolak membahas rumor bahwa Virus Corona berasal dari laboratorium.
"Kita harus punya jawaban dari mana virus itu awalnya berasal. Tapi ini pekerjaan ilmuwan, bukan diplomat, bukan untuk spekulasi jurnalis, karena spekulasi seperti itu tak akan membantu siapa pun. Itu sangat merugikan," ujar Dubes Cui.
Advertisement