Sukses

Sepenggal Doa di Masker Plastik Buatan Biksu Agar Corona COVID-19 Berakhir

Para biksu Buddha dan sukarelawan di Thailand membuat masker dari plastik di tengah pandemi Virus Corona COVID-19.

Liputan6.com, Bangkok - Seorang biksu Buddha menulis doa di masker oranye, memohon "akhir penderitaan" yang disebabkan Virus Corona COVID-19. Doa itu merupakan sentuhan akhir pada penutup wajah yang ditenun dari plastik daur ulang di satu kuil Thailand.

Negara ini menjadi salah satu wilayah dengan jumlah kasus terkonfirmasi tertinggi di Asia Tenggara. Selama akhir pekan, infeksi Virus Corona jenis baru dilaporkan meningkat dua kali lipat menjadi 721. Pandemi ini telah menewaskan lebih dari 15.000 orang secara global.

Ketika perbatasan dan ruang-ruang publik ditutup, sekelompok biksu inovatif di dekat Bangkok menerapkan ajaran agama Buddha mereka dalam upaya membantu mengatasi penyakit ini.

Kuil Chak Daeng terkenal dengan kampanye sadar lingkungan untuk menghasilkan jubah dari 15 ton botol plastik yang diterimanya setiap bulan.

Para biksu dan sukarelawan menenun serat sintetis - diekstraksi dari plastik - dengan kapas ke tumpukan kain berwarna saffron. Tetapi Abbas Pranom Dhammalangkaro bulan lalu mulai mengalihkan beberapa produksi untuk membuat masker sebagai pelindung orang-orang.

Lapisan filter tambahan dijahit pada lapisan dalam yang ia katakan kepada AFP, seperti dikutip Selasa (24/3/2020), akan melindungi pengguna dari percikan cairan potensial yang berbahaya di tengah pandemi Virus Corona COVID-19.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Sepenggal Doa

Untuk tambahan ketenangan pikiran, Wat Chak Daeng juga menulis doa dalam ajaran Buddha, menyarankan bahwa "mengetahui masalahnya adalah menemukan cara untuk mengakhiri penderitaan."

Banyak umat Buddha percaya bahwa menemukan sumber masalah seseorang menempatkan seseorang pada jalan menuju pencerahan, tetapi Abbas Pranom mengakui bahwa doa tidak akan berhasil bagi semua orang.

"Bagi mereka yang tidak percaya pada hal semacam ini, itu tidak akan ada bedanya."

Setelah panic buying di ibu kota selama akhir pekan, ia juga membuat permohonan agar warga Thailand mematuhi ajaran Buddha dan tetap "berhati-hati" untuk melewati krisis.