Sukses

Jaga Jarak Fisik Saat Pandemi Corona COVID-19 Bisa Picu Perceraian?

Belum lama ini, otoritas di China menyampaikan adanya peningkatan perceraian di negara tersebut akibat Virus Corona.

Liputan6.com, Jakarta - Tak bisa dipungkiri, physical distancing atau menjaga jarak fisik di tengah pandemi Corona COVID-19 memberi tantangan tersendiri bagi pasangan suami istri.

Belum lama ini, otoritas di China menyampaikan adanya peningkatan perceraian di negara tersebut akibat Virus Corona.

Mereka dipaksa untuk jaga jarak amat dan bahkan tidak bisa tinggal bersama saat karantina berlangsung. Akibat physical distancing banyak orang harus menyeimbangkan kehidupan kerja dan kehidupan pribadi selama 24 jam.

CNN merangkum sejumlah cara agar pernikahan tetap harmonis di tengah wabah Corona COVID-19. Berikut selengkapnya:

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 5 halaman

1. Komunikasi, Komunikasi, Komunikasi

Rahasia untuk hubungan yang sehat adalah komunikasi.

Pada saat masa karantina berlangsung, maka terjadi jarak antara pasangan suami istri. Mungkin akan sulit untuk melakukan komunikasi.

Namun, Michele Weiner-Davis, seorang terapis perkawinan dan keluarga di Boulder, Colorado, mengatakan tidak masalah seberapa jarak itu.

"Tantangan terbesar yang saya hadapi sejauh ini adalah kasus di mana kedua pasangan melihat apa yang terjadi dengan lensa yang berbeda," kata Weiner-Davis.

"Ketika orang memiliki perspektif yang berbeda, mereka memiliki ide yang berbeda tentang apa yang perlu dilakukan, dan satu-satunya cara untuk mengatasinya adalah dengan berkomunikasi."

 

3 dari 5 halaman

2. Bekerja Satu Ruangan

Sebagian besar pasangan menghabiskan waktu bekerjanya di ruang yang terpisah. Ada yang dari rumah dan ada yang di kantor.

Selama wabah Virus Corona, banyak perusahaan di dunia mengimbau agar karyawannya bekerja dari rumah.

Bekerja di rumah memang nyaman. Namun, apakah kenyamanan itu bisa dirasakan oleh semuanya?

Ada yang beranggapan bahwa pasangan yang tinggal di rumah lebih kecil dapat membuat pekerjaan tidak terlalu nyaman. Apalagi harus berbagi ruangan bekerja.

Seorang ahli Alev Ates-Barlas mengatakan cara terbaik untuk melewati situasi tegang dengan pasangan Anda selama beberapa minggu ke depan mungkin dengan memakai headphone dan bermeditasi, atau duduk diam di sudut ruangan agar konsentrasi bekerja.

 

4 dari 5 halaman

3. Tetapkan Rutinitas Baru Agar Semakin Kompak

Masih banyak yang belum akrab dengan istilah physical distancing dan bekerja di satu atap selama dua minggu. Hidup yang biasanya diisi dengan pergi keluar rumah, kini serasa tinggal di dalam 'jeruji besi'.

Lee Miller, seorang terapis perkawinan dan keluarga di Los Angeles Barat, mengatakan pasangan suami istri harus tetap kompak dan mesti menciptakan rutinitas baru agar kondisi di rumah aman dan terkendali.

Secara khusus, Miller mengatakan untuk menetapkan peran masing-masing setiap hari: siapa yang memasak, siapa yang membersihkan, siapa yang menjawab telepon, dan sebagainya.

 

5 dari 5 halaman

4. Jangan Memaksakan Seks

Tidak, Berhubungan seks dengan pasangan Anda tidak akan menyebabkan terpaparnya Corona COVID-19. Namun, jarak yang terlalu dekatlah yang membuat penyebaran itu berlangsung. Itupun terjadi jika salah satu dari Anda positif

Namun, menurut Britney Blair, seorang psikolog klinis dan terapis seks di California Utara, mungkin menemukan bahwa hasrat seksual pada masa virus corona tidak sesuai dengan biasanya, karena stres menghambat libido bagi sekitar 85 persen dari kita.

"Adalah normal untuk kurang tertarik (dalam seks) selama masa krisis," katanya.

"Jika Anda salah satu dari 15 persen orang yang tidak terkena stres, pahamilah bahwa pasangan Anda mungkin ada di pihak lain."