Sukses

Top 3: Kemampuan Sinar UV Basmi Virus Corona COVID-19 Jadi Sorotan

Berita terpopuler kanal Global Liputan6.com hari ini membahas cara mengetahui kemampuan sinar UV untuk membasmi Virus Corona COVID-19.

Liputan6.com, Jakarta- Ulasan sinar UV yang digadang-gadang mampu membunuh Virus Corona COVID-19 ternyata mencuri perhatian khalayak. Pembaca sepertinya penasaran dengan keampuhan cara itu melawan Virus Corona jenis baru tersebut.

Kendati demikian, kabarnya sinar tersebut sangat berbahaya. Disebutkan kemampuannya sampai bisa menggoreng manusia.

Isu tersebut masuk dalam berita terpopuler kanal Global Liputan6.com hari ini. Tidak hanya itu, berita lain yang juga jadi sorotan adalah soal penegasan WHO bahwa Virus Corona COVID-19 tidak menular lewat udara.

WHO memberi penjelasan bahwa jalur penyebaran utama dari Virus Corona adalah melalui droplets (tetesan) yang disebarkan ketika seseorang batuk, bersin, maupun bicara. 

"Droplets ini terlalu berat untuk bertahan di udara. Mereka dengan cepat jatuh ke lantai maupun permukaan," tegas WHO. 

Berita populer lainnya yakni terkait Perdana Menteri Narendra Modi yang meminta maaf karena pemberlakuan lockdown akibat pandemi Corona COVID-19 di India yang berlangsung tidak lancar. Langkah tersebut dikabarkan mengakibatkan sekitar 1,3 miliar penduduknya kehilangan pekerjaan dan kelaparan.

Sementara puluhan ribu buruh migran pun terpaksa berjalan ratusan kilometer ke desa asal mereka.

Berikut selengkapnya, 3 artikel terpopuler dalam Top 3 Global Liputan6.com edisi Selasa, (31/3/2020):

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 4 halaman

1. Bisakah Virus Corona COVID-19 Mati dengan Sinar UV?

Di tengah pandemi Virus Corona COVID-19, beragam kalangan berlomba-lomba untuk menemukan cara membasmi virus tersebut.

Adalah seorang pekerja di Inggris yang kemudian menggagas bahwa ada satu sinar yang dapat membunuh Virus Corona baru pemicu penyakit COVID-19.

"Hanya ada satu jenis UV yang andal dapat menonaktifkan COVID-19 - dan ini sangat berbahaya. Anda benar-benar akan menggoreng orang," kata Dan Arnold, tertawa tak percaya, seperti dikutip dari CNN, Senin (30/3/2020).

Di antara banyak saran kesehatan yang saat ini beredar di internet, gagasan bahwa Anda dapat mendisinfeksi kulit, pakaian, atau benda lain dengan sinar UV terbukti sangat populer. Salah satunya di Thailand, sebuah perguruan tinggi dilaporkan bahkan membangun terowongan UV yang dapat dilalui oleh para siswa untuk membasmi hama yang menempel pada mereka.

Jadi, apakah ini cara yang baik untuk melindungi diri Anda dari COVID-19? Dan apakah benar Virus Corona baru membenci matahari dan akan segera membunuhnya, seperti yang dilaporkan beberapa media sosial?

Baca selengkapnya...

3 dari 4 halaman

2. WHO Tegaskan Corona COVID-19 Tak Menular Lewat Udara, Ini Penjelasannya

Sebuah pesan sempat beredar di media sosial yang menyatakan Virus Corona COVID-19 dapat menular melalui udara dan mampu bertahan selama 8 jam. 

Menanggapi hal tersebut, pihak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melalui akun Instagram-nya @who menegaskan apa yang telah tersebar merupakan informasi palsu.

WHO pun memberi penjelasan bahwa jalur penyebaran utama dari Virus Corona adalah melalui droplets (tetesan) yang disebarkan ketika seseorang batuk, bersin, maupun bicara.

Dalam penjelasannya, seseorang bisa terinfeksi ketika ia menghirup udara saat berada sejauh 1 meter dengan orang yang positif COVID-19, atau menyentuh permukaan benda lalu kemudian menyentuh bagian wajah seperti mata, hidung, atau mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu.

Baca selengkapnya...

4 dari 4 halaman

3. Lockdown India Kacau, PM Narendra Modi Minta Maaf

Perdana Menteri India telah mengucapkan permohonan maaf setelah memberlakukan status lockdown besar-besaran yang katanya telah berdampak pada jutaan orang miskin. 

Kritik telah meningkat karena kurangnya perencanaan menjelang penerapan status lockdown akibat Virus Corona COVID-19, yang diumumkan dengan pemberitahuan kurang dari empat jam. Demikian seperti dilaporkan oleh BBC, Senin (30/3/2020). 

Dampaknya, sekitar 1,3 miliar penduduk India kehilangan pekerjaan dan kelaparan. Puluhan ribu buruh migran pun terpaksa berjalan ratusan kilometer ke desa asal mereka.

Dalam pidato radio mingguannya, PM Narendra Modi meminta maaf atas dampak dari tindakan ketat yang meminta warga tinggal di rumah. Namun dia mengatakan, tidak ada cara lain untuk menghentikan penyebaran virus dengan cepat.

"Terutama ketika saya melihat saudara-saudari saya yang malang, saya pasti merasa bahwa mereka pasti berpikir, perdana menteri seperti apa yang telah menempatkan kami dalam kesulitan ini?

Baca selengkapnya...