Sukses

Donald Trump Nomor Duakan Ekonomi AS Saat Lawan Virus Corona COVID-19

Donald Trump tidak utamakan ekonomi saat melawan Virus Corona (COVID-19).

Liputan6.com, Washington, D.C. - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan tidak mengutamakan ekonomi dalam memberantas Virus Corona (COVID-19). Ia berkata ekonomi adalah masalah nomor dua meski mengakui ekonomi negaranya terbebani. 

"Ini begitu buruk untuk ekonomi, tetapi ekonomi berada nomor dua di daftar saya. Pertama, saya ingin menyelamatkan banyak nyawa. (Kemudian) Kita akan memulihkan ekonomi kembali. Saya pikir ekonomi akan cepat kembali," ujar Presiden Trump pada konferensi pers harian di Gedung Putih, seperti ditulis Selasa (31/3/2020).

Goldman Sachs memprediksi ekonomi AS hanya akan tumbuh 1 persen pada kuartal I tahun ini. Sementara, Deloitte menyebut ekonomi AS akan jatuh pada 2020 sebelum pulih tahun depan.

Donald Trump memprediksi puncak kematian akibat Virus Corona di AS akan terjadi pada Hari Paskah atau pertengahan April. Setelah itu, jumlah kematian diprediksi mulai menurun.

Saat ini, bisnis-bisnis di AS banyak yang tutup akibat Virus Corona. Belum ada perintah lockdown nasional di AS, meski negara bagian California sudah melakukannya.

Pemerintah AS pun sudah meloloskan stimulus sebesar USD 2 triliun untuk meredam dampak Virus Corona. Paket itu terdiri atas dana untuk industri serta bantuan langsung tunai.

"Kita pada dasarnya menutup negara kita, dan kita melakukannya agar orang-orang bisa terpisah, agar orang-orang tak berkerumun. Mereka tidak bekerja di kantor, mereka tidak di pesawat bersama," ujar Trump.

Situasi darurat di AS diperpanjang hingga akhir April. Presiden Trump menyuruh warga agar tidak banyak keluar rumah demi meredam penyebaran Virus Corona yang dikhawatirkan bisa merenggut nyawa 100 ribu - 200 ribu orang di AS.

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Prediksi Donald Trump

Donald Trump turut menyatakan kasus Virus Corona di negaranya akan memuncak pada Hari Paskah sebelum kemudian menurun. Trump seraya mengklarifikasi ucapannya beberapa waktu lalu bahwa situasi akan kembali normal pada Hari Paskah.

Hari Paskah 2020 jatuh pada 12 April. 

"Hari Paskah seharusnya menjadi angka puncak, dan seharusnya mulai menurun dan harapannya (turun) secara substansial dari titik itu," ujar Presiden Trump pada konferensi pers harian di Gedung Putih.

"Puncaknya, poin tertinggi laju kematian, ingat ini, kemungkinan besar terjadi dalam dua pekan," ujar Trump. "Maka dari itu, dalam dua minggu ke depan, dan selama periode ini sangat penting bagi semua orang untuk benar-benar mengikuti panduan," ucap Trump. 

Panduan yang dimaksud adalah untuk melakukan social distancing hingga 30 April nanti. Masyarakat AS diminta jangan keluar rumah jika tidak perlu.

Hal itu diminta Trump karena ada potensi pengidap Virus Corona yang tak menunjukan gejala namun menularkannya. Awalnya, kebijakan itu hanya berlaku 15 hari saja hingga akhir Maret.

Presiden Trump enggan melonggarkan aturan terlalu cepat karena khawatir kasus Virus Corona kembali meroket. Pakar kesehatan Gedung Putih berkata itu bisa berjadi.

"Kita tidak ingin melakukannya terlalu dini dan kemudian angkanya menurun, menurun, dan kemudian mulai naik lagi, karena kita mendiskusikan itu bisa terjadi, dan kita tidak ingin hal itu terjadi," ujar Presiden Trump.