Sukses

Cerita Ilmuwan Bikin Alat Antisentuh Wajah Saat Pandemi COVID-19 Berujung ke Rumah Sakit

Otoritas medis di seluruh dunia mengimbau agar tidak menyentuh wajah saat pandemi Virus Corona COVID-19.

Liputan6.com, Melbourne- Otoritas medis di seluruh dunia mengimbau agar tidak menyentuh wajah saat pandemi Virus Corona COVID-19. Demi mematuhi imbauan itu, seorang ilmuwan di Melbourne, Australia, membuat eksperimen, tapi malah berujung pada pengalaman yang tak terduga. 

Mengutip dari CNN, Rabu (1/4/2020), ilmuwan itu adalah seorang astrofisikawan berusia 27 tahun bernama Daniel Reardon. Dirinya berpikir untuk bereksperimen membuat sensor yang dapat memberikan peringatan bila tangan seseorang menyentuh wajah. 

Daniel mengaku memiliki beberapa komponen elektronik yang tergeletak di sekitarnya dan memutuskan mencoba tangannya sebagai area tempat teknis.

Namun ternyata, bukannya berbunyi saat mendekat ke wajahnya, sensor itu malah bersuara keras dan berhenti saat tangannya diletakkan persis di wajah.

Mengetahui percobaannya tidak berhasil, Daniel lalu memindahkan alat magnet itu di telinga dan di dalam hidungnya. Tetapi upaya itu ternyata malah membuat alat magnet tersebut menyangkut di dalam hidung Daniel.

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Segera Dapatkan Bantuan Medis

Setelah mengetahui magnet itu menyangkut di dalam hidungnya, Daniel akhirnya memutuskan untuk menuju ke rumah sakit setempat, karena tidak dapat mengambilnya sendiri.

Ia membutuhkan waktu sekitar satu jam di rumah sakit untuk mengeluarkan magnet itu dari hidungnya, dan situasi disana tampak "sangat tenang" ketika pasien Virus Corona COVID-19 dikirim ke rumah sakit lain.

Pada proses pengangkatan magnet itu, dua dokter menariknya dan satu dokter mengambil magnet di setiap lubang hidung. Daniel juga menyempatkan mengambil foto laporan medis mengenai dirinya.

"Saya agak kesakitan ketika mereka menggerakkan magnet dan hidung saya, dan saya telah membuatnya sakit sendiri," ujar Daniel saat menceritakan penanganan terhadapnya itu. 

Namun, di tengah proses medis itu, Daniel mengatakan bahwa ia dan para petugas medis lainnya masih dengan tenang mengambil humor dari kejadian yang ia alami. "Tapi selain itu aku tertawa bersama orang lain," ungkap Daniel.Â