Sukses

Denda Bagi Warga Bandel Terbukti Ampuh Kurangi Kasus Corona COVID-19 di Tasmania

Pemerintah Australia menetapkan denda yang mahal guna memberi peringatan keras bagi warganya yang masih nekat keluar rumah.

Tasmania - Pemerintah Australia memberlakukan hukuman denda bagi warga yang bandel masih ke luar rumah di tengah pandemi Virus Corona COVID-19. Hukuman itu telah berdampak baik dengan menurunnya kasus penularan antarorang di Tasmania. 

Paul Kelly, pejabat 'Deputy Chief Medical Officer di Australia, mengatakan kurva penularan virus corona di Australia telah mulai melandai.

Tetapi ia meminta agar warga tetap waspada dan berpikir untuk jangka panjang, untuk menghindari peningkatan secara tiba-tiba.

Kematian pasien COVID-19 di kawasan Orange, New South Wales, telah menambah jumlah kematian warga Australia akibat virus corona menjadi 21 orang.

Sementara itu, Kepolisian Victoria yang juga mencakup kota Melbourne mengatakan sudah menjatuhkan denda terhadap 10 individu dan bisnis yang tidak mengindahkan aturan yang ditetapkan juga mencegah penyebaran virus corona.

Melansir laman ABC Indonesia, Rabu (1/4/2020), petugas dari Unit Koordinasi Industri Seks menjatuhkan denda hampir Rp 100 juta bagi sebuah panti pijat di Frankston, Selasa 31 Maret.

Denda juga dikenakan terhadap dua pelanggan panti pijat tersebut, masing-masing Rp 16 juta lebih, karena mereka "tidak menaati aturan dan tetap melakukan kegiatan yang tidak penting."

Enam denda lain dikenakan terhadap warga di Melbourne karena "melanggar aturan ke luar rumah tanpa alasan yang kuat."

Sehari sebelumnya, China Bar di Fitzroy menjadi bisnis pertama yang dikenal denda hampir Rp 100 juta karena melanggar aturan tetap beroperasi, walau sudah dilarang.

Kepala negara bagian Victoria, Premier Daniel Andrews mengakui denda yang dijatuhkan sangat tinggi, tapi penting untuk dilakukan agar warga mematuhi aturan.

"Dendanya besar. Denda itu mahal sekali bila anda ketahuan, dan anda akan terkena denda bila melakukan hal yang tidak benar," kata Daniel.

"Jadi tidak ada alasan untuk berkumpul, tidak ada pesta, tidak ada pilihan apapun yang anda lakukan yang seharga nyawa seseorang."Sesuai dengan keadaan darurat yang diberlakukan di negara bagian Victoria sejak 17 Maret, individu dan bisnis bisa dikenai denda atau hukuman penjara, bila tidak mematuhi aturan pembatasan jumlah orang, baik di dalam maupun luar ruangan.

Kepala Kepolisian Victoria, Chief Commissioner Ashton mengatakan polisi sudah menerima 100 laporan telepon mengenai pelanggaran yang terjadi, sejak Selasa.

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Wajib di Rumah

Australia sudah membatasi warga untuk tidak keluar rumah kalau bukan urusan penting seperti belanja, urusan medis, ke tempat kerja atau sekolah, jika tidak bisa melakukannya dari rumah.

Sementara berolahraga masih diperbolehkan demi menjaga kesehatan fisik dan mental.

Premier Daniel mengingatkan warga untuk berhenti mengunjungi teman ataupun sanak keluarga untuk urusan yang tidak penting.

"Ada banyak masalah yang berbeda, dalam rumah tangga atau hubungan pribadi, namun kalau misalnya anda berkunjung ke rumah seseorang dan mereka memiliki orang tua, anda sebaiknya tidak berkunjung ke sana," katanya.

Penekanan yang dilakukan Daniel di Victoria juga dilakukan oleh pejabat di negara bagian lain dalam usaha menekan penyebaran virus corona di Australia.

Hari Rabu, ada 51 kasus baru sehingga secara keseluruhan kasus naik menjadi 968.

32 orang diantaranya dirawat di rumah sakit, dengan 6 orang di Ruang Gawat Darurat.

3 dari 3 halaman

Penurunan Kasus di Tasmania

Sementara itu di negara bagian Tasmania, kawasan yang letaknya terpisah dari dataran utama benua Australia, dalam 24 jam terakhir tidak tercatat adanya kasus positif baru.

Namun Tasmania mencatat dua kematian, yaitu seorang pria lanjut usia yang sebelumnya dirawat di Rumah Sakit Royal Hobart.

Sebelumnya korban pertama yang meninggal adalah seorang perempuan berusia 80-tahunan.

Kedua korban yang meninggal ini sebelumnya adalah penumpang di kapal pesiar Ruby Princess yang minggu lalu berlabuh di Sydney.

Ratusan penumpang dari kapal pesiar ini sekarang sudah dinyatakan positif COVID-19, dimana mereka tersebar di seluruh Australia.

Ruby Princess sebelumnya menjadi sumber keributan antara pemerintah Federal Australia dan negara bagian New South Wales, karena 2.700 penumpang kapal tersebut diijinkan turun dari kapal, padahal beberapa orang di kapal tersebut sudah dinyatakan positif sebelumnya.

Di negara bagian Australia Barat angka penularan juga menurun dalam beberapa hari terakhir.

Sebelumnya kasus baru yang muncul di Australia Barat adalah sekitar 20-30 setiap harinya, namun dalam beberapa hari terakhir angkanya menurun.

Hari Senin ada 17 kasus baru dan hari Selasa hanya 9 kasus.

Namun menurut Menteri Kesehatan Australia Barat, Roger Cook, perang melawan virus corona bukanlah mendekati titik akhir, malah sebaliknya baru dimulai.

"Kita belum lagi keluar dari badai, kita masih berlayar di tengah badai," katanya.Penurunan kasus-kasus baru ini disebabkan karena Australia Barat sudah menutup perbatasan sejak seminggu terakhir.

Menurut Roger, Australia Barat tidaklah berusaha menghentikan adanya kasus baru sama sekali, karena hal tersebut mustahil dilakukan.

"Yang kami lakukan adalah mengatur penyebaran virus ini, sehingga tidak melumpuhkan sistem layanan kesehatan kita seperti yang anda lihat di New York atau di Italia," kata Cook.