Liputan6.com, Wuhan - Dua negara di Asia yaitu China dan India dilaporkan mengalami penurunan tingkat polusi selama masa lockdown akibat Virus Corona COVID-19 diberlakukan pemerintah setempat.
Dikutip dari laman Mercury News Kamis (2/4/2020), polusi udara dari nitrogen dioksida, gas yang dipancarkan mobil, pembangkit listrik dan pabrik, turun 40 persen di kota-kota China karena pembatasan sementara diberlakukan demi menekan penyebaran Virus Corona.
Advertisement
Baca Juga
Gambaran terbaru dari Badan Antariksa Eropa menampilkan dampak pencemaran udara di Tiongkok ketika pihak berwenang bergerak untuk membersihkan jalan-jalan dan menutup pabrik pada Januari.
"Kami saat ini melihat pengurangan sekitar 40 persen (dalam tingkat nitrogen dioksida) di atas kota-kota China," ujar Claus Zehner yang mengelola misi satelit badan antariksa Copernicus Sentinel-5P.
"Namun ini hanyalah perkiraan kasar, karena cuaca juga berdampak pada emisi," tambahnya.
Penurunan awal yang ditunjukkan dalam animasi, yang mencakup 20 Desember tahun lalu hingga 16 Maret, bertepatan dengan perayaan Tahun Baru Imlek, ketika emisi biasanya turun, tetapi berlangsung lebih lama.
Badan antariksa itu mengatakan Layanan Pemantauan Atmosfer Copernicus juga mengamati penurunan partikel halus - polutan udara utama - pada Februari 2020 dibandingkan dengan tiga tahun sebelumnya.
Studi menunjukkan partikel turun sekitar 20-30% di sebagian besar China, kata badan itu.
Â
Â
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Simak video pilihan berikut:
Hal Serupa di India
Ketika India memberlakukan lockdown secara nasional pemerintah menginginkan agar angka penyebaran Virus Corona COVID-19 bisa ditekan.
Negara berpenduduk 1,3 miliar orang ini sangat rentan pada penyebaran virus ditambah kedisipinan warga yang masih kurang, demikian dikutip dari laman CNN.
Kunci paling ampuh adalah melakukan lockdown. Semua pabrik, pasar, toko hingga tempat ibadah juga ditutup.
Turunnya polusi secara tiba-tiba dan penampakan langit biru menandakan perubahan dramatis bagi India yang memiliki 21 dari 30 kota paling tercemar di dunia, menurut Laporan Kualitas Udara Dunia 2019 AirVisual AirVisual.
Di ibukota, New Delhi, data pemerintah menunjukkan konsentrasi rata-rata PM 2,5 turun 71 persen dalam waktu sepekan.
Angka ini turun dari 91 mikrogram per meter kubik pada 20 Maret, menjadi 26 pada 27 Maret, setelah locdown dimulai.
Organisasi Kesehatan Dunia menganggap apa pun di atas 25 tidak aman. Data dari Dewan Kontrol Polusi Pusat (CPCB), bagian dari Kementerian Lingkungan Hidup India, dikumpulkan oleh Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih (CREA).
Nitrogen dioksida naik dari 52 per meter kubik menjadi 15 pada periode yang sama. Ini juga turun 71 persen.
Mumbai, Chennai, Kolkata, dan Bangalore juga mencatat penurunan polusi udara ini.
"Saya belum pernah melihat langit biru di Delhi selama 10 tahun terakhir," kata Jyoti Pande Lavakare, salah satu pendiri organisasi lingkungan India, Care for Air.
"Ini adalah hikmah dari krisis yang mengerikan ini sehingga kita bisa melangkah keluar dan bernafas."
Advertisement