Sukses

WHO Prediksi Pertengahan April Jadi Puncak Corona COVID-19 di Malaysia

WHO mengatakan bahwa mereka memperkirakan Malaysia akan melihat puncak kasus Virus Corona COVID-19 di negara mereka pada pertengahan bulan April.

Liputan6.com, Kuala Lumpur- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi jumlah kasus Virus Corona COVID-19 di Malaysia akan memuncak pada pertengahan April. Prediksi itu berdasarkan kurva infeksi yang mulai rata. 

Kepala Misi dan Perwakilan WHO untuk Malaysia, Brunei dan Singapura, Ying-Ru Lo mengatakan, "Berdasarkan data yang tersedia, Kantor Negara WHO memproyeksikan bahwa Malaysia akan melihat puncak dalam kasus-kasus yang dirawat di rumah sakit pada pertengahan April," seperti dikutip dari Channel News Asia, Kamis, (2/4/2020). 

Malaysia dilaporkan memiliki 2.908 kasus yang dikonfirmasi, yang merupakan jumlah infeksi Virus Corona COVID-19 tertinggi di Asia Tenggara. Dengan adanya hal itu, pembatasan perjalanan dan pergerakan untuk menahan penyebaran virus telah diberlakukan.

Ying-Ru Lo menyampaikan, jumlah pasien yang sakit kritis diperkirakan akan mencapai puncaknya dalam minggu depan, lalu menambahkan bahwa proyeksi WHO dapat berubah.

"Ada tanda-tanda awal perataan kurva, tetapi ini bisa bangkit kembali jika langkah-langkah pengendalian dicabut dan jika orang tidak terus mengambil langkah-langkah perlindungan," tutur Ying-Ru Lo. 

Selain itu, data tentang infeksi baru sejauh ini dan langkah-langkah pengawasan tambahan tidak menunjukkan penyebaran masyarakat luas di negara itu, tambah Ying-Ru Lo. 

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Situasi di Malaysia

Saat ini ada 102 pasien Virus Corona COVID-19 yang dilaporkan dalam perawatan intensif di seluruh Malaysia, dan 45 kematian.

Tingkat infeksi baru tampaknya melambat di tengah pembatasan gerakan, kata Kementerian Kesehatan Malaysia pada Rabu, 1 April 2020.

Dalam beberapa hari terakhir, Malaysia telah meningkatkan kapasitas pengujian diagnostik. Negara itu juga dilaporkan telah menguji lebih dari 7.000 sehari dari 3.500 pada pekan lalu.Â