Liputan6.com, Jakarta - Air terjun terbesar di Ekuador dilaporkan menghilang setelah sebuah lubang pembuangan menelan sebagian sumber airnya.
Menurut NASA, Air Terjun San Rafael di Sungai Coca itu adalah daya tarik wisata utama bagi Ekuador, yang setiap tahun didatangi puluhan ribu orang. Air terjun itu memiliki tinggi 150 meter menuju lubang seperti kawah di sisi lainnya, seperti dikutip dari CNN, Kamis, (2/4/2020).Â
Namun sekarang, NASA mengatakan bahwa air terjun ikonik itu telah menghilang, dan beralih ke tiga aliran. Melalui akun Twitter mereka, NASA membagikan rincian informasi terkait hilangnya air terjun tersebut.
Advertisement
In #Ecuador, a newly formed sinkhole on the Coca River has diverted water originally headed towards the San Rafael Waterfall. https://t.co/BjjWvicsP1 pic.twitter.com/LFN7q62hOq
— NASA Earth (@NASAEarth) March 29, 2020
Semua pariwisata ke situs itu dilaporkan telah ditutup dan tidak lagi muncul di situs web perjalanan Ekuador. Peristiwa itu dipercayai oleh para ahli di Kementerian Lingkungan Hidup (MOE) di Ekuador terjadi pada awal Februari di hulu, dan mengalihkan pola sungai saat ini di bawah tanah.
Â
Â
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Saksikan Video Berikut Ini:
Belum Ditemukan Penyebab yang Pasti
Tidak lama kemudian, air terjun diperiksa dan "kemungkinan merusak jalan sungai, sebelum jatuhnya air terjun," kata para teknisi Kementerian Lingkungan Hidup (MOE) di Ekuador.Â
Namun, pada saat itu penyebab pasti hilangnya air terjun tidak dapat ditentukan oleh mereka. Dikatakan ada beberapa perbedaan terkait apakah itu karena fenomena alam, atau disebabkan oleh konstruksi hyrdoplant di sungai.
Selain itu, NASA juga mengatakan, bahwa Kementerian Pariwisata tidak berencana merekonstruksi air terjun itu.Â
Advertisement