Sukses

Banyak Dicari, Seberapa Efektif Masker Menahan Penyebaran Corona COVID-19?

Masker kini menjadi barang yang paling diburu semenjak merebaknya Virus Corona COVID-19. Lalu sebenarnya, seberapa efektifkah masker dalam menahan penyebaran Virus?

Liputan6.com, Jakarta - Sejak Virus Corona COVID-19 mulai merebak, para profesional kesehatan, pemimpin politik dan bahkan Organisasi Kesehatan Dunia telah mengatakan kepada publik bahwa orang-orang tidak perlu menggunakan masker pelindung kecuali mereka sakit atau merawat seseorang dengan Virus Corona COVID-19. 

Melansir laman The Guardian, Sabtu (4/4/2020) para ahli sepakat bahwa alat pelindung tingkat medis, seperti respirator N95, harus disediakan untuk pekerja kesehatan. 

Beberapa negara, seperti Austria telah mewajibkan penggunaan masker di supermarket. Para pemimpin lokal di Amerika Serikat mulai mendorong dan dalam beberapa kasus memberikan mandat agar orang menutupi wajah mereka di depan umum.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

2 dari 2 halaman

Penggunaan Masker

Beberapa pakar pun menilai hal ini di mana masker menjadi alat pelindung terbaik untuk saat ini. 

Jeremy Howard mengatakan bahwa penularan utama [dari Virus Corona] sekarang dikenal sebagai berbasis tetesan, dan sekarang penularan tersebut sebagian besar terjadi dalam tujuh hari pertama setelah infeksi, ketika sebagian besar orang tidak menunjukkan gejala. Jadi itu berarti bahwa jika Anda sangat menular, Anda mungkin tidak akan mengetahuinya. Jadi kita semua harus berasumsi bahwa kita berpotensi menularkan ke orang-orang di sekitar kita. Cara kita berpotensi menularkan bagi orang-orang di sekitar kita adalah ketika kita berbicara: saat itulah tetesan mikro ini dikeluarkan hingga enam kaki.

"Jika Anda berbicara, dan Anda meletakkan beberapa lapis kapas atau handuk kertas di depan mulut Anda, tetesan masuk ke dalamnya dan tidak ke wajah orang yang Anda ajak bicara. Itu sebabnya masker secara dramatis membantu mengurangi penyebaran virus," ujarnya. 

Jessica Justman menilai fenomena ini seperti pelempar dan penangkap di pertandingan bisbol, sedangkan masker adalah bentuk upaya menjaga diri dari lemparan bola. Ada lebih banyak pelempar daripada yang kita sadari, dan jika kita perlu memakai masker untuk menjaga agar pelempar tidak melontarkan bola mereka. 

Universitas Howard Cambridge telah menunjukkan bahwa beberapa lapis kapas, seperti T-shirt, akan bekerja dengan baik. Hal ini dimaksudkan sebagai pengganti masker jika masker kini menjadi sulit untuk didapatkan. 

Seorang ilmuwan rumah sakit Shenzhen menunjukkan beberapa lapis tisu juga dapat bekerja dengan baik.