Liputan6.com, Luzon - Seorang pria berusia 63 tahun ditembak mati di Filipina setelah mengancam para pejabat desa dan polisi dengan sabit di pos pemeriksaan Virus Corona.
Pria itu diyakini mabuk ketika ia mengancam para pejabat desa dan polisi yang menjaga pos pemeriksaan di kota Nasipit di Selatan provinsi Agusan del Norte, pada Kamis lalu.
"Tersangka itu diperingatkan oleh petugas kesehatan desa karena tidak mengenakan masker," kata laporan itu, demikian dikutip dari laman The Star, Senin (6/4/2020).
Advertisement
Baca Juga
"Tapi tersangka marah, mengucapkan kata-kata memprovokasi dan akhirnya menyerang personel menggunakan sabit," tambahnya.
Tersangka lalu ditembak dan kemudian meninggal dunia oleh seorang polisi yang berusaha menenangkannya.
Insiden ini adalah kasus pertama polisi menembak warga sipil karena menolak mengikuti pembatasan untuk mengekang penyebaran Virus Corona jenis baru.
Sebelumnya, Presiden Rodrigo Duterte memperingatkan pada hari Rabu bahwa ia akan memerintahkan polisi dan militer untuk menembak siapa saja yang membuat masalah pada masa lockdown akibat Virus Corona COVID-19.
Pulau utama Filipina yaitu Luzon telah ditutup selama sebulan sejak 16 Maret. Otoritas melarang orang meninggalkan rumah mereka kecuali untuk perjalanan penting ke toko kelontong atau apotek.
Banyak provinsi di luar Luzon juga memberlakukan pembatasan mereka sendiri dalam upaya untuk mencegah penyebaran virus.
Departemen Kesehatan melaporkan 76 kasus infeksi baru yang dikonfirmasi di Filipina, sehingga total penghitungannya menjadi 3.094.
Delapan kematian tambahan juga dicatat, mendorong angka kematian menjadi 144, sementara 57 pasien telah pulih dari Virus Corona jenis baru itu.
Â
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Simak video pilihan berikut:
Dubes Filipina untuk Lebanon Meninggal Akibat Corona COVID-19
Beberapa waktu lalu, Duta Besar Filipina untuk Lebanon Bernardita Catalla meninggal dunia karena komplikasi akibat Virus Corona COVID-19. Ia mengembuskan napas terakhir Kamis (2/4/2020) dini hari waktu setempat, di sebuah rumah sakit, demikian menurut laporan National News Agency.
Mengutip Straits Times, Kementerian Luar Negeri Filipina kemudian mengumumkan kematian duta besar berusia 62 tahun itu akibat Virus Corona jenis baru.
Sejak Desember 2019, Bernardita Catalla dikenal telah mempelopori program pemulangan massal sukarela dari Kedutaan Besar Filipina di Lebanon.
Lebanon telah berjuang melawan Virus Corona COVID-19 sejak 21 Februari. Jumlah infeksi di negara itu telah mencapai 479, dengan kematian hingga 14 orang.
Advertisement