Liputan6.com, Jakarta - Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson mulai merespons pengobatan untuk Virus Corona COVID-19 yang dijalaninya. Kini sudah mendekati malam keempat ia dirawat di rumah sakit.
PM Inggris itu menjalani perawatan di Rumah Sakit St Thomas di London untuk diawasi secara ketat. Kondisinya dinyatakan tetap stabil secara klinis, kata juru bicara resminya.
Melansir laman BBC, Kamis (9/4/2020), Downing Street mengatakan bahwa dalam kondisinya saat ini, dia tidak bekerja tetapi masih bisa menghubungi mereka yang dia butuhkan.
Advertisement
Baca Juga
Perdana menteri sudah mulai menjalani perawatan di St Thomas pada hari Minggu, atas saran dokternya. Ia akhirnya dikirim ke rumah sakit setelah terus mengalami batuk dan suhu tinggi selama 10 hari, setelah dinyatakan positif Virus Corona COVID-19.
Perdana menteri pun juga telah diberikan oksigen sebelum dibawa ke tempat perawatan intensif pada Senin 6 April.
Downing Street mengatakan Boris Johnson "bersemangat" pada hari Rabu ketika ia terus menerima perawatan oksigen standar. Dia bernapas tanpa bantuan, seperti ventilasi mekanis atau bantuan pernapasan non-invasif.
Ratu dan bangsawan senior lainnya mengirim pesan ke keluarga Johnson dan tunangannya yang kini sedang mengandung, Carrie Symonds, mengatakan bahwa mereka bersimpati dan berharap PM dapat pulih sepenuhnya dengan cepat.
Menteri Luar Negeri Dominic Raab, yang menjadi wakil Johnson, mengatakan pada hari Selasa ia "yakin" PM akan pulih dari penyakit ini. Ia pun menggambarkannya sebagai "pejuang".
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
Kasus Virus Corona di Inggris
Jumlah orang yang meninggal akibat virus baru ini di rumah sakit Inggris telah meningkat dengan rekor 938 dalam sehari, menurut angka terbaru Departemen Kesehatan.
Total korban meninggal sekarang mencapai 7.097.
Larangan pertemuan publik yang terdiri dari lebih dari dua orang dan penutupan toko-toko yang menjual barang-barang tidak penting telah menjadi serangkaian pembatasan yang diumumkan oleh Johnson pada 23 Maret untuk mengatasi penyebaran Virus Corona baru.
Menurut undang-undang Virus Corona baru pemerintah, sekretaris kesehatan harus meninjau perlunya pembatasan setidaknya sekali setiap 21 hari, dengan tinjauan pertama akan dilakukan pada 16 April.
Tetapi menteri kesehatan Edward Argar mengatakan, puncak dalam kasus harus berlalu "sebelum kita dapat berpikir tentang membuat perubahan", ia menambahkan: "Masih terlalu dini untuk mengatakan kapan kita akan mencapai puncak itu."
Advertisement