Sukses

Rumah Jenazah di New York Kewalahan Urus Ratusan Jasad Akibat Corona COVID-19

Prosesi keagamaan dalam mengurus jenazah tak bisa dilakukan akibat Virus Corona COVID-19.

Liputan6.com, New York City - Dampak dari banyaknya kematian akibat Virus Corona COVID-19 adalah layanan kepengurusan jenazah yang ikut kewalahan. Bagi mereka yang ingin mengubur berdasarkan kepercayaan tertentu tak punya pilihan selain melangkahi beberapa aturan agama.

Ini yang terjadi di Brooklyn, New York City. Islamic International Funeral Services tidak bisa memandikan jenazah lagi atau memakaikan kafan sesuai anjuran agama. Dalam sepekan, ada lebih dari 400 jenazah yang harus diurus.

"Sekarang saya harus menggunakan ruang memandikan jenazah sebagai tempat penyimpanan mayat," ujar Kareem Elmatbagi, co-owner Islamic International Funeral Services, seperti dilaporkan Newsday, Kamis (9/4/2020).

"Selama pandemi ini, kami tidak melakukan pemandian atau pemakaian kafan sesuai agama," ujarnya.

Aturan penguburan dalam 24 jam sesuai ajaran agama Islam juga tak dapat dilakukan karena banyaknya jenazah yang harus diurus sebagai dampak dari Virus Corona.

Sempat beredar video viral ketika ada orang yang mengunjungi Islamic International Funeral Services. Kondisi jenazah-jenazah ada yang bergelatakan di lantai. Pengurus lokasi itu juga tampak kewalahan dan mengenakan masker.

Kondisi ini tidak hanya dirasakan oleh layanan pengurusan jenazah Islami. Upacara penguburan berdasarkan agama Yahudi turut terdampak.

Kelompok Yahudi di New York berkata proses kepengurusan jenazah yang disebut Taharah tidak bisa dilakukan. Jenazah penganut Yahudi pun harus dikuburkan dengan petugas yang memakai hazmat dan langkah pencegahan lainnya.

New York City adalah lokasi yang terkena dampak terburuk di Amerika Serikat akibat Virus Corona.

Berdasarkan data otoritas kesehatan New York, ada 138 ribu kasus di negara bagian New York. Lokasi yang paling terdampak buruk adalah New York City.

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Polisi Pengawal Jenazah Pasien Corona di Indonesia Kenakan APD

Polda Metro Jaya telah membentuk tim khusus untuk pengawalan jenazah yang terinfeksi virus Corona. Tim itu dibentuk untuk mengantisipasi agar tak ada penolakan oleh warga. Juga untuk menghindarkan pihak keluarga yang memaksakan diri untuk ikut pemakaman.

Direktur Samapta Polda Metro Jaya Kombes Mokhamad Ngajib mengatakan, untuk melakukan pengamanan selama prosesi pemakaman jenazah Covid-19, petugas akan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) secara lengkap. 

APD akan dipakai mulai dari saat mengawal pemakaman sampai dengan kembali ke tempat awalnya bertugas agar tak ikut terinfeksi Corona.

"Ada 6, untuk satu tim ya. Kemudian kalau, kan ada dua tempat pemakaman, di situ berarti ada 4, 4 jadi 8. Kemudian masing-masing pengawalan nanti ada 22, kalau dihitung berarti secara keseluruhan 11 tempat (RS), nah itu yang pakai APD 22, ditambah 8, sekitar 30-an," kata Ngajib saat dihubungi Merdeka, Jakarta, Senin (6/4/2020).

Menurut dia, personel ini akan ditempatkan di setiap rumah sakit rujukan. Hal itu untuk memberikan pengawalan terhadap pihak rumah sakit yang membawa pasien Corona, baik itu positif, ODP, PDP, maupun meninggal dunia.

"Kan dari rumah sakit ada penunjukan 11 rumah sakit itu tambah yang Wisma Atlet. kan. Nah, nanti kalau ada korban dari situ kita kawal pengamanan sampai ke lokasi pemakaman," jelas Ngajib.

"Satu kendaraan, satu mobil pengawalan. Yang ngawal ada 2 orang satu mobil (pakai APD) ya," sambungnya.