Sukses

Perpanjang Lockdown, Malaysia Larang Sholat Tarawih di Masjid

PM Malaysia Muhyiddin Yassin mengumumkan perpanjangan masa lockdown akibat Virus Corona COVID-19.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mengumumkan perpanjangan masa Movement Order Control (Perintah Kawalan Pergerakan) atau MOC. Kebijakan lockdown ini sedianya berakhir pada 14 April, dan kini ditambah dua pekan. 

"Berdasarkan nasihat daripada Kementerian Kesehatan Malaysia dan pakar-pakar kedokteran, pemerintah hari ini memutuskan melanjutkan pelaksanaan MOC untuk tempo dua minggu lagi, yaitu daripada 15 April sampai 28 April 2020," ujar PM Yassin dalam sebuah siaran langsung pada Jumat (10/4/2020). 

Perpanjangan ini untuk memastikan agar rantai penyebaran Virus Corona dapat terputus. PM Yassin juga berkata kebijakan diambil demi membantu tim medis dalam melawan epidemi. 

Sekolah-sekolah di Malaysia diputuskan akan tetap tutup. PM Yassin berkata sudah memerintahkan agar kementerian pendidikan mengembangkan home-based learning.  

Tak hanya itu, perpanjangan lockdown ini membuat sejumlah aktivitas Ramadan tak biasa berjalan seperti biasa. Ini termasuk kegiatan mencari santapan buka puasa hingga tarawih. 

"Bulan Ramadan yang akan menjelang tiba tidak lama lagi, kita tak boleh lagi ke bazaar ramadan untuk membeli makanan buka puasa seperti sedia kala. Kita tidak boleh ke masjid untuk bertarawih. Jadi kita tarawih di rumah bersama keluarga saja," ujar PM Yassin. 

Terkait mudik, PM Yassin baru mengatakan kemungkinan hal itu juga tidak dibolehkan.

Malaysia memberikan sejumlah benefit bagi penduduk yang terkena lockdown. Ada diskon listrik untuk berbagai kalangan, dan yang tak kalah populer ada pemakaian internet gratis selama lockdown berlangsung.

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Pemerintah Kirim 55 Ribu Sembako ke WNI di Malaysia

Ada lebih dari dua juta WNI yang kini berada di Malaysia dan terdampak lockdown alias Movement Control Order. Terkait WNI yang butuh bantuan, pemerintah Indonesia dan organisasi setempat berinisiatif membagikan sembako. 

"Guna membantu WNI yang paling terdampak selama masa berlakunya MCO, Perwakilan RI dan bekerjasama dengan organisasi masyarakat Indonesia di Malaysia telah membantu dan membagikan sembako," ungkap Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam teleconference Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Kamis kemarin. 

Menlu berkata ada sekitar 50 ribu paket sembako yang dibagikan. Jumlah itu adalah gabungan dari bantuan pemerintah dan organisasi. 

"Per 8 April, perwakilan telah membagikan kepada 30.120 penerima, sementara organisasi masyarakat juga telah membagikan lebih dari 25 ribu sehingga jika dijumlah maka sekitar 55.660 sembako telah dibagikan," jelas Menteri Retno.

Bantuan ini bukanlah satu kali, melainkan berkelanjutan. Pemberian juga diprioritaskan bagi WNI yang paling terdampak lockdown.

Menteri Retno lantas menyampaikan apresiasi kepada pihak-pihak yang turut membantu sembako ini. 

"Saya apresiasi kepada seluruh masyarakat Indonesia di Malaysi yang terus memberikan kerjasama memberikan bantuan kepada WNI kita yang sangat memerlukan bantuan," ujarnya.Â