Liputan6.com, Ankara - Turki telah mulai memberlakukan status lockdown akibat Virus Corona COVID-19 selama akhir pekan. Upaya yang mengejutkan banyak orang itu konon menyebabkan Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu menawarkan pengunduran dirinya pada Minggu 12 April 2020 malam.
Aturan jam malam selama 48 jam di 31 kota menandai perkembangan besar di Turki, yang sebelumnya mengadopsi pendekatan yang tidak ketat untuk memerangi Virus SARS-CoV-2 daripada negara tetangganya di Eropa dan Timur Tengah.
Melansir AP News, Senin (13/4/2020), Soylu bertanggung jawab atas pengumuman aturan jam malam akhir pekan yang tidak tepat waktu, yang kemudian mendorong ribuan orang turun ke jalan-jalan.
Advertisement
Baca Juga
Dia adalah salah satu tokoh paling senior dalam pemerintahan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Dalam sebuah pernyataan yang diposting di akun Twitter-nya, Soylu mengatakan: "Tanggung jawab untuk menerapkan keputusan jam malam akhir pekan, yang bertujuan mencegah epidemi, sepenuhnya tanggung jawab saya."
Namun, Kementerian Komunikasi kemudian mengeluarkan pernyataan yang mengatakan pengunduran diri Soylu belum diterima dan ia akan terus bertugas.
Status lockdown diumumkan hanya dua jam sebelum mulai berlaku pada Jumat malam. Ribuan orang lari ke toko-toko untuk membeli barang-barang, bahkan terlihat banyak yang tidak mengenakan masker wajib.
Soylu, yang diangkat sebagai menteri dalam negeri pada Agustus 2016, mengatakan, "pengalamannya yang tak terhitung jumlahnya seharusnya tidak mengarah ke adegan seperti itu."
50 tahun bergabung dengan Partai Keadilan dan Pembangunan Erdogan pada 2012, setelah beralih dari Partai Demokrat kanan-tengah. Sejak itu, ia naik untuk dipandang oleh beberapa orang sebagai calon pengganti Erdogan dan sebagai saingan menantu presiden, Menteri Keuangan Berat Albayrak.
Dia akan menjadi menteri kedua yang meninggalkan kantor selama krisis Virus Corona setelah pemindahan Menteri Transportasi Mehmet Cahit Turhan dua minggu lalu.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
Tindakan Drastis
Turki melaporkan 4.789 lebih banyak kasus virus dengan total 56.956, termasuk 1.198 kematian, pada hari Minggu.
Pengumuman jam malam secara tiba-tiba di kota-kota besar, termasuk Ankara dan Istanbul, terjadi setelah penguncian di seluruh negara sebelumnya diberlakukan terbatas pada mereka yang berusia di bawah 20 dan lebih dari 65 tahun, yang secara krusial membebaskan sebagian besar tenaga kerja ketika Turki berusaha menjaga perekonomiannya yang terkepung tetap pada jalurnya.
Turki telah memetakan arahnya sendiri untuk menavigasi pandemi. Negara itu mengandalkan strategi untuk membatasi akses dan mobilitas secara nasional yang sampai hari Jumat berhenti jauh dari penutupan wajib.
Advertisement