Liputan6.com, Tokyo- Beberapa waktu lalu Pemerintah Jepang telah menyatakan keadaan darurat di 7 wilayah negara itu karena pandemi Virus Corona COVID-19. Meskipun tidak ada larangan untuk keluar dari rumah, warga diminta untuk tidak keluar dengan tujuan yang kurang mendesak, serta diberlakukannya penutupan sekolah dan banyak sistem bekerja di rumah.
Sebuah perusahaan sewa properti di Jepang memberikan penawaran yang cukup unik untuk menghindari perceraian di tengah pandemi Virus Corona COVID-19.Â
Perusahaan sewa properti jangka pendek itu memasarkan apartemennya yang masih kosong sebagai cara untuk memberikan alternatif kepada pasangan atau keluarga yang sedang tidak dalam emosi yang baik, agar menghabiskan waktu dengan menenangkan diri selama lockdown karena pandemi virus.Â
Advertisement
Kasoku yang berbasis di Tokyo itu juga menawarkan unit dengan perabotan yang lengkap seperti Airbnb. Biaya sewa unit apartemen itu dikatakan sebesar 4.400 yen (Rp 624.137) per hari.Â
Perusahaan itu telah memiliki 20 pelanggan sejak memulai kampanye-nya pada 3 April, kata juru bicara Kosuke Amano kepada AFP.Â
Tak hanya layanan sewa unit apartemen, perusahaan ini juga menawarkan layanan unik lainnya, yaitu konsultasi untuk pasangan-pasangan yang tengah memiliki masalah perceraian. Durasi untuk konsultasi itu diberikan selama 30 menit secara gratis dengan seorang pejabat hukum, demikian seperti dikutip dari Channel News Asia, Rabu (15/4/2020).Â
Â
Â
Â
Â
Saksikan Video Berikut Ini:
Inspirasi dari Kasus di Beberapa Negara
Kosuke Amano mengatakan ketertarikan perusahaan sewa properti itu untuk layanan ini adalah dengan adanya peningkatan pada perceraian di beberapa negara setelah lockdown, meskipun tidak memiliki data terkait kasus yang sama di Jepang.Â
"Kami tidak memiliki data kuat yang menunjukkan perceraian sedang meningkat, tetapi media melaporkan bahwa tingkat perceraian meningkat di China dan Rusia setelah lockdown, yang membuat kami datang dengan layanan ini," jelas Kosuke Amano.Â
Pemasaran apartemen pada perusahaan itu dikatakan dilakukan lewat informasi dari mulut ke mulut, yang juga menarik penyewa yang tengah menghadapi masalah serius, termasuk seorang warga (perempuan) yang pergi dari rumah karena kekerasan dalam rumah tangga.
Ada sekitar 500 unit di seluruh negeri yang dimiliki oleh perusahaan itu, terutama di pusat Tokyo, dan dengan adanya penurunan dalam pariwisata menandakan banyaknya unit yang kosong, meskipun permintaan untuk kantor jarak jauh pada pekerja telework membantu mengimbangi dampaknya.
Advertisement