Sukses

Inggris Kucurkan Rp 4 Triliun untuk Lawan Corona COVID-19 di Seluruh Dunia

Inggris membagikan dana ke berbagai organisasi di seluruh dunia untuk melawan Virus Corona (COVID-19).

Liputan6.com, London - Departemen Pembangunan Internasional Inggris (DFID) mengumumkan paket bantuan senilai 200 juta Poundsterling (Rp 4 triliun) yang akan disalurkan melalui badan-badan amal Inggris serta organisasi internasional untuk membantu mengurangi penyebaran infeksi Virus Corona COVID-19 di negara-negara yang membutuhkan.

Bantuan diberikan karena lemahnya sistem kesehatan di negara berkembang merupakan salah satu risiko terbesar dalam penyebaran Virus Corona jenis baru. Inggris ingin mencegahnya karena khawatir ada efek berantai dan mengakibatkan gelombang kedua di Inggris, demikian rilis resmi pemerintah Inggris, Rabu (15/4/2020).

Sekitar 130 juta Poundsterling akan diberikan untuk badan-badan di PBB, termasuk 65 juta poundsterling (Rp 1,3 triliun) disalurkan ke World Health Organization yang mengkoordinasikan upaya-upaya internasional guna mengakhiri epidemi Virus Corona secepatnya.

Bantuan Rp 4 triliun tersebut menjadikan Inggris sebagai salah satu donor terbesar dalam perang melawan COVID-19 dengan total jumlah bantuan dari Inggris sekitar 744 juta Poundsterling (setara Rp 15 triliun).

Dua negara yang disorot pemerintah Inggris adalah Yaman yang 80 persen warga negaranya membutuhkan bantuan kemanusiaan dan hanya 50 persen fasilitas kesehatan yang berfungsi.

Bangladesh turut mendapat perhatian karena ada 850 ribu pengungsi Rohingya di negara itu. Kebanyakan pengungsi berada di tempat yang ramai dan kemahnya terkendala masalah sanitasi.

Negara berkembang juga akan mendapat alokasi bantuan untuk mempercepat identifikasi dan perawatan demi mencegah penularan Virus Corona antar manusia. Membantu negara berkembang disebut penting agar tak ada gelombang virus kedua.

"Sementara dokter dan perawat brilian kita melawan Virus Corona di rumah, kita mengirim pakar dan pendanaan Inggris ke seluruh dunia untuk mencegah gelombang mematikan kedua dari mencapai Inggris," ujar Menteri Pembangunan Internasional Anne-Marie Trevelyan.

"Bantuan baru dari Inggris ini akan membantu menghentikan virus ini dari menginfeksi jutaan masyarakat di negara-negara termiskin, artinya kita bisa mengakhiri pandemi global ini dengan lebih cepat dan mencegah datangnya gelombang di masa yang akan datang masuk ke Inggris," ujarnya.

Dan berikut daftar pihak yang mendapat dana dari Inggris:

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Berbagai Organisasi Mendapat Donasi

WHO, Unicef, dan berbagai NGO mendapat alokasi bantuan terbaru ini:

- 65 juta poundsterling untuk WHO

- 20 juta poundsterling untuk UNICEF

- 20 juta poundsterling untuk UN Refugee Agency

- 15 juta poundsterling untuk World Food Programme

- 10 juta untuk UN Population Fund

- 50 juta untuk Palang Merah Internasional dan Gerakan Bulan Sabit Merah

- 20 juta poundsterling untuk NGO dan badan-badan amal Inggris

 

3 dari 3 halaman

Apresiasi WHO dan Palang Merah Inggris

Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus menyambut positif bantuan dari Inggris. WHO juga mendapat alokasi bantuan 65 juta poundsterling.

"COVID-19 telah menunjukan tidak mengenal batas, etnis, ideologi atau ukuran ekonomi suatu negara. Kontribusi dermawan Inggris adalah pernyataan kuat bahwa ancaman global ini menuntut adanya respons global. WHO sangat bersyukur terhadap pemerintah dan masyarakat Inggris untuk kontribusi dermawan mereka," ucap Tedros.

Direktur Eksekutif Palang Merah Inggris, ALexander Mattheou, turut berkata butuh ada bantuan level global, terutama negara dengan sistem kesehatan yang lemah. Mattheou berkata meski virus ini tidak mendiskriminasi, kalangan ekonomi lemah kena dampak terberat.

Dampak-dampak sosial itu disebut dampak sekunder dari Virus Corona.

"Pandemi ini juga menciptakan tantangan-tantangan lain, mulai dari wanita dan anak-anak perempuan yang lebih rentan kena kekerasan, kepada orang-orang yang mengalami kelaparan yang kehilangan akses ke makanan, kepada perkemahan dan rumah sakit yang terputus dari persediaan yang penting," ujar Mattheou.

Â