Sukses

Kasus Corona COVID-19 di Australia Stabil, Sekolah Diusulkan Dibuka Kembali

Tingkat kasus baru Virus Corona COVID-19 di Australia telah stabil.

Liputan6.com, Sydney - Pemerintah Federal Australia meminta agar sekolah-sekolah dibuka kembali dan melonggarkan beberapa pembatasan lain pada aturan yang telah membantu memperlambat penyebaran Virus Corona COVID-19 di seluruh negeri kanguru . 

Dilansir dari Channel News Asia, Kamis (16/4/2020), Australia telah mencegah tingginya jumlah korban Virus Corona COVID-19 yang dilaporkan di negara-negara lain di seluruh dunia berkat tindakan social distancing atau physical distancing yang ketat, dan penutupan perbatasan yang efektif, termasuk secara internal di antara negara-negara.

Menurut laporan, tingkat kasus baru Virus Corona COVID-19 di Australia telah stabil dalam satu digit rendah, dari sekitar 25 persen beberapa pekan lalu, dengan total sekitar 6.500 infeksi, termasuk 63 kematian.

Sebagai upaya mereka menghentikan pertemuan publik lebih dari dua orang untuk memperlambat penularan penyakit itu, Australia telah menutup restoran, bar, dan pertokoan yang dianggap "tidak diperlukan" yang disertai dengan ancaman denda dan bahkan penjara bila ada pelanggaran. 

Namun pemerintah federal ingin sekolah dibuka kembali, dengan mengutip saran medis bahwa anak-anak membawa risiko rendah penularan virus.

Tetapi beberapa pimpinan dari delapan negara bagian dan teritori Australia yang mengelola sekolah tidak mengadopsi saran itu dan tetap memerintahkan sekolah-sekolah untuk ditutup.

Media lokal melaporkan, masalah memecah belah diharapkan menjadi agenda utama ketika kabinet nasional, yang terdiri dari para pemimpin negara bagian dan federal, dibentuk untuk mengatasi krisis yang bertemu di kemudian hari. 

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Dua Layanan Sistem Belajar

Terkait sistem belajar, Bendahara Federal, Josh Frydenberg mengatakan kepada stasiun televisi Nine Entertainment, "Kita perlu memiliki sistem di mana sekolah-sekolah terbuka, memberikan bentuk pendidikan itu, tetapi juga menyediakan dukungan online untuk orang tua yang memang memilih untuk tinggal di rumah."

"Ini adalah masalah yang menantang dan kami ingin anak-anak tidak ketinggalan satu tahun pendidikan. Pandemi mungkin mengambil banyak hal dari kami, tetapi kami tidak ingin itu menghilangkan pendidikan anak-anak kami," jelas Josh Frydenberg. 

Di negara bagian terpadat kedua di Australia yaitu Victoria, di mana para pejabat mengatakan kepada orang tua untuk menjaga anak-anak di rumah jika memungkinkan, hanya 3 persen anak-anak bersekolah pada Selasa 14 April, yang merupakan hari pertama setelah liburan Paskah. Pelajar di negara bagian dan teritori lain dilaporkan tetap berlibur pada semester menengah.