Liputan6.com, Jenewa - Pimpinan Organisasi Kesehatan Dunia WHO menyesalkan 'hukuman' dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Akibat pandemi Virus Corona yang kini melanda negeri Paman Sam, Trump telah menyetop anggaran untuk WHO yang besarnya ratusan juta dolar.
Kebijakan itu diambil karena WHO dianggap gagal meredam Virus Corona di awal kemunculannya. Kritikan lainnya karena WHO dinilai tak tegas dengan China.
Advertisement
Baca Juga
Menanggapi itu, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengingatkan bahwa relasi antara WHO dan AS telah berjalan lama.
"Amerika Serikat telah menjadi sahabat lama yang dermawan bagi WHO dan kami berharap turut berlanjut seperti itu," ujar Tedros di Jenewa, Rabu 15 April.
"Kami menyesali keputusan Presiden Amerika Serikat yang memerintahkan penahanan pendanaan kepada World Health Organization."
AS merupakan donatur top bagi WHO. Presiden Trump menyebut sumbangan bisa mencapai US$ 500 juta atau Rp 7,8 triliun.
Belum jelas apakah keputusan Donald Trump ini akan disetujui DPR AS. Ketua DPR Nancy Pelosi juga telah mengecam keputusan Donald Trump.
Rencananya, Presiden Donald Trump ingin mengalihkan bantuan untuk WHO ke organisasi-organisasi lain yang "lebih cerdas." Ia pun mengisyaratkan menantikan reformasi di tubuh WHO, meski tidak menjelaskan lebih lanjut reformasi yang ia maksud.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Donald Trump: WHO Sebar Misinformasi China Soal Virus Corona COVID-19
Presiden Donald Trump mulai terbuka menunjukan rasa kesalnya terhadap Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. Tindakan WHO ketika awal penyebaran Virus Corona COVID-19 dianggap mengecewakan dan hasilnya banyak korban berjatuhan.Â
Salah satu yang disorot Trump adalah ketika WHO menyebut Virus Corona tidak menular antarmanusia. WHO juga dinilai terlalu percaya dengan data pasien dari China yang kini dianggap mencurigakan.Â
"WHO mendorong misinformasi China bahwa tentang virusnya, menyebut tidak menular, dan tidak dibutuhkan travel ban," ujar Trump dalam konferensi pers harian Gedung Putih.
"Ketergantungan WHO pada informasi China kemungkinan menambah 20 kali penambahan kasus di dunia dan mungkin lebih dari itu," ujar Donald Trump yang sudah dua kali tes Virus Corona.Â
Selain itu, Trump mengaku mendapat tekanan dari WHO ketika memutuskan larangan perjalan atau travel ban terhadap China. WHO memang sempat menolak travel ban yang dilakukan berbagai negara, argumen WHO kemudian dipakai China terhadap negara yang melakukan travel ban
Koordinator Respons Virus Corona Gedung Putih, Dr. Deborah Birx juga pernah mempertanyakan data dari China ketika Virus Corona pertama muncul. Birx menduga data yang disajikan tidak lengkap. Badan intelijen AS mengungkap rasa curiga yang sama.Â
Trump lantas menyalahkan WHO atas kerugian ekonomi dan kesehatan yang akibat Virus Corona. Alokasi anggaran AS untuk WHO juga disetop. Trump turut menantikan adanya reformasi di WHO.
"Kita melihat di seluruh dunia, ada banyak kematian dan kehancuran ekonomi karena mereka yang ditugasi kita untuk melindungi kita dengan cara jujur dan transparan gagal melakukannya," pungkas Trump.Â
Advertisement