Sukses

5 Negara Ini Dianggap Sukses Tekan Kasus Corona COVID-19 dengan Lockdown

Lewat kebijakan lockdown, sejumlah negara ini sukses tekan angka penyebaran Corona COVID-19.

Liputan6.com, Jakarta - Semakin hari Virus Corona COVID-19 kian merajalela. Banyak negara yang mengambil langkah antisipasi guna meminimalisir penyebaran virus tersebut.

Mulai dari pemeriksaan seluruh warganya yang dicurigai terinfeksi sampai penutupan perbatasan di masing-masing negara.

Cara lain yang diterapkan yaitu lockdown atau penguncian wilayah. Masyarakat diminta tidak keluar rumah, menghentikan sementara aktivitas di luar ruangan, dan melarang warga untuk berkumpul dalam jumlah yang banyak.

Lewat kebijakan lockdown ini, nyatanya banyak negara yang berhasil menurunkan angka penyebaran Corona COVID-19, meskipun ada pula yang masih mengalami banyak peningkatan. Seperti di kutip dari laman Guardian, Senin (20/4/2020) berikut 5 negara yang dinilai sukses menurunkan angka penyebafran dengan lockdown:

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 6 halaman

1. Selandia Baru

Selandia Baru menjadi salah satu negara yang dinilai sukses menghambat laju kematian warganya akibat Corona COVID-19 dengan cara lockdown.

Lewat kebijakan lockdown, kini angka kematian di Selandia Baru ada sembilan orang dari 1.401 kasus yang dilaporkan.

Meski begitu, pemerintah Selandia Baru juga melakukan banyak usaha sehingga terdapat faktor lain yang bisa membuat warganya selamat.

Selandia Baru menjadi salah satu negara yang melakukan penutupan paling ketat di dunia. Pada tanggal 23 Maret 2020.

Selandia Baru menutip sekolah, dan semua toko kecuali layanan penting seperti supermarket, apotek, rumah sakit dan bank.

Pergerakan non-esensial dilarang, perjalanan antar pulau dan pertemuan berhenti, dan semua acara indoor dan outdoor dibatalkan tanpa batas.

3 dari 6 halaman

2. Republik Ceko

Lockdown diumumkan oleh Presiden Milos Zeman. Langkah ini dinilai menjadi salah satu yang paling komprehensif di Eropa.

Beberapa negara Eropa yang juga menerapkan lockdown seperti Spanyol, Italia, dan Prancis tetap mengalami lonjakan kasus Virus Corona baru yang mematikan.

 

4 dari 6 halaman

3. Jerman

Sebagian besar negara di Eropa telah hancur oleh pandemi Corona COVID-19. Posisi mereka ada di belakang AS, negara yang paling terkena dampak.

Meskipun wabah meluas, tingkat infeksi baru di Jerman menurun. Meskipun ada lebih dari 100.000 infeksi di seluruh negeri, namun langkah lockdown di Jerman dianggap efektif.

Kanselir mengumumkan minggu ini bahwa sekolah-sekolah di seluruh negeri akan dibuka kembali pada 4 Mei.

Meski begitu, pemerintah mengimbau agar warga tetap menjaga jarak sosial sampai 3 Mei 2020.

 

5 dari 6 halaman

4. Denmark

Denmark merupakan negara kedua di Eropa yang menerapkan lockdown. Negara Skandinavia itu menerapkan penutupan perbatasan bahkan sebelum kasus kematian akibat corona pertama terjadi.

Kebijakan lockdown Denmark memang tak seketat negara lainnya di Eropa. Denmark masih mengizinkan warganya keluar rumah dan berkumpul meski tidak lebih dari 10 orang.

Namun, tingkat kepatuhan warga terhadap kebijakan pembatasan pergerakan pemerintah dinilai tinggi dan menjadi kunci sukses penerapan lockdown di negara itu.

6 dari 6 halaman

5. Kepulauan Karibia

Perdana Menteri Silveria Jacobs dari Sint Maarten di Kepulauan Karibia secara tegas melarang warganya keluar rumah selama dua pekan.

Pemerintahan Sint Maarten mengumumkan lockdown secara penuh pada 5 April lalu dan berlaku hingga dua pekan ke depan.

Kebijakan lockdown di Sint Maarten dianggap menjadi salah satu yang paling ketat di dunia. Sebab, tak seperti negara lainnya, Sint Maarten hanya mengizinkan beberapa supermarket dan dua pom bensin beroperasi dalam keadaan darurat.

Melalui transmisi video yang kemudian viral di seluruh dunia, Jacobs mengingatkan warganya untuk berhenti keluar rumah agar tak tertular Virus Corona baru.