Sukses

Update Corona COVID-19 26 April: Jumlah Kematian Global Tembus 200 Ribu Jiwa

Jumlah Kematian Akibat COVID-19 Tembus Angka 200.000

Liputan6.com, Jakarta - Angka kematian akibat virus corona yang menyebabkan COVID-19 telah mencapai 200.000 korban jiwa di seluruh dunia. Saat ini virus SARS-CoV2 itu juga telah menginfeksi setidaknya 2,8 juta jiwa di seluruh dunia. 

Mengutip data dari John Hopkins University pada Minggu 26 April 2020 pukul 13.53, total kematian virus corona di dunia mencapai 203.043. Namun, angka kematian masih lebih kecil ketimbang angka orang pulih di dunia, yang mencapai 822.264 orang.

Amerika Serikat ditetapkan sebagai negara dengan jumlah kematian tertinggi di dunia, yaitu 54.265 jiwa. Perlu diingat, sejak kematian pertama yang dilaporkan China pada 11 Januari lalu akibat COVID-19, saat ini ada 185 negara yang terserang pandemi virus corona, menurut John Hopkins University.

Setidaknya sudah lima negara yang telah melaporkan jumlah kematian lebih dari 20.000, di antaranya adalah, AS, Italia, Inggris, dan Spanyol. Namun, data yang dilaporkan Inggris adalah data yang didapat dari rumah sakit, korban yang meninggal di rumah belum termasuk dalam daftar, BBC melaporkan.

Ada 22.614 kematian virus corona di Prancis sejak awal Maret, tetapi pejabat kesehatan mengatakan tingkat kematian di rumah sakit menurun, dan jumlah orang dalam perawatan intensif telah menurun selama tujuh belas hari berturut-turut.

Simak video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Beberapa Negara Mengalami Kemajuan

Tidak semua berita COVID-19 memiliki berita duka. Awal pekan ini, kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyoroti tren peningkatan dalam kasus COVID-19 di Afrika, Eropa Timur, Amerika Tengah dan Amerika Selatan.

Sekjen WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa sementara sebagian besar epidemi di Eropa Barat tampaknya stabil atau menurun, bagi banyak negara penyakit ini baru saja mulai.

Jerome Kim, Direktur Jenderal Institut Vaksin Internasional (IVI) mengatakan bahwa COVID-19 ini merupakan virus yang tidak bermutasi secara cepat dibanding flu. Berdasarkan 30.000 genome, ilmuwan hanya menemukan 11 mutasi, jumlah ini bisa dibilang sangat rendah ujar Kim. Dirinya juga berharap bahwa nantinya vaksin yang akan ditemukan dapat berguna melawan COVID-19, seperti yang dkutip wawancaranya bersama Asian Boss. 

 

Reporter: Yohana Belinda