Sukses

29-4-2004: Monumen Perang Dunia II Dibuka di Washington D.C

Hari ini, 16 tahun lalu, monumen perang dunia kedua dibuka untuk umum di Washington D.C.

Liputan6.com, Jakarta - Pada 29 April 2004, Monumen Perang Dunia II dibuka di Washington D.C untuk ribuan pengunjung. Monumen ini ditujukan untuk memberikan penghormatan bagi 16 juta pria dan wanita AS yang bertugas dalam perang.

Monumen ini terletak di tanah seluas 7,4 hektar di bekas situs Rainbow Pool di National Mall, antara Monumen Washington dan Lincoln Memorial.

Melansir laman history.com, Selasa (28/4/2020), kubah Capitolnya dapat terlihat di sisi timur, dan pemakaman Arlington terletak tepat di seberang Sungai Potomac di sisi barat.

Monumen granit dan perunggu menampilkan air mancur antara lengkungan yang melambangkan permusuhan di Eropa dan Timur Jauh. 

Lengkungan diapit oleh setengah lingkaran pilar, masing-masing untuk negara bagian, wilayah dan Distrik Columbia. 

Di luar kolam terdapat dinding melengkung dari 4.000 bintang emas, di mana satu bintang mewakili setiap 100 orang Amerika yang terbunuh dalam perang.

 

2 dari 2 halaman

Penghormatan Bagi Veteran

Sebuah batu yang berisikan pengumuman menyatakan bahwa peringatan tersebut menghormati orang-orang “Amerika yang ikut serta dalam perjuangan selama Perang Dunia Kedua dan membuat pengorbanan untuk melanggengkan warisan leluhur yang dipercayakan kepada kita: Sebuah bangsa dikandung dalam kebebasan dan keadilan."

Meskipun pemerintah federal menyumbangkan $ 16 juta untuk dana pembangunan monumen, nyatanya dibutuhkan lebih dari $ 164 juta untuk membangunnya. 

Mantan Senator Kansas Bob Dole, yang terluka parah dalam perang, dan aktor Tom Hanks adalah di antara pendukung pembangunan yang paling vokal. 

Hanya sebagian kecil dari 16 juta orang Amerika yang bertugas dalam perang yang akan menikmati monumen ini. Menurut catatan pemerintah, empat juta veteran Perang Dunia II masih hidup pada saat itu, dengan lebih dari 1.100 meninggal setiap harinya.

Monumen ini secara resmi diresmikan pada 29 Mei 2004 oleh Presiden AS George W. Bush.