Liputan6.com, Jakarta- Teori konspirasi tentang asal-usul Virus Corona COVID-19 menjadi topik hangat di media sosial. Terlepas mana teori konsipirasi yang mendekati benar, yang pasti Virus Corona jenis baru adalah nyata dan telah menyebar hampir ke seluruh negara di dunia.
Teori konspirasi yang paling menyedot perhatian adalah virus itu merupakan bagian dari "program senjata biologi rahasia" China. Klaim bahwa Virus Corona jenis baru buatan manusia telah didorong oleh banyak kelompok konspirasi di Facebook, mengaburkan akun Twitter dan bahkan menemukan jalannya ke TV pemerintah Rusia yang ternama.
Teroir konspirasi lainnya yang juga ramai dibicarakan adalah Virus Corona COVID-19 buatan Bill Gates. Konspirasi itu muncul karena sejak beberapa tahun lalu, Bill gates disebut telah memperkirakan kemunculan pandemi Virus Corona COVID-19.Â
Advertisement
Berikut deretan teori konspirasi terkait Virus Corona COVID-19 yang beredar hingga penelusuan tim Cek Fakta Liputan6.com terkait dengan klaim-klaim dalam teori konspirasi yang beredar:
Saksikan Video Berikut Ini:
1. Senjata Biologi China
Pembawa acara utama Fox News, Tucker Carlson, mengutip sebuah penelitian yang meningkatkan kemungkinan bahwa Virus Corona baru "secara tidak sengaja melarikan diri dari laboratorium di Wuhan".
Dan senator Republik Tom Cotton dan Ted Cruz sama-sama mengangkat prospek yang sama.
Studi ini diterbitkan pada awal Februari sebagai "pra-cetak", atau rancangan awal, oleh dua peneliti China - Botao Xiao dan Lei Xiao dari Universitas Teknologi China Selatan Guangzhou - dan tidak secara resmi ditinjau oleh rekan sejawat. Disimpulkan bahwa "virus corona baru pembunuh mungkin berasal dari laboratorium di Wuhan".
Tetapi Xiao telah mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa ia kemudian menarik studi itu. "Spekulasi tentang kemungkinan asal-usul dalam posting itu didasarkan pada surat kabar dan media yang diterbitkan dan tidak didukung oleh bukti langsung," Wall Street Journal mengutipnya.
The Washington Post melaporkan pada pertengahan April bahwa dua diplomat sains dari kedutaan besar AS melakukan kunjungan ke Institut Virologi Wuhan pada tahun 2018 dan memperingatkan Washington tentang "keselamatan yang tidak memadai di laboratorium, yang melakukan penelitian berisiko pada virus corona bari dari kelelawar".
Jeremy Konyndyk, yang memimpin tanggapan pemerintah AS terhadap wabah Ebola, juga menulis di akun Twitternya dan menanggapi laporan tentang kebocoran laboratorium yang tidak disengaja: "Ilmu pengetahuan tidak menghalangi asal laboratorium tetapi memang mengindikasikan itu sangat tidak mungkin."
Advertisement
2. Buatan Amerika
Pemimpin tertinggi Iran menolak bantuan Amerika untuk memerangi Virus Corona baru, dengan mengutip teori konspirasi yang mengklaim itu bisa jadi buatan manusia oleh pemerintah Amerika Serikat.
Komentar Ayatollah Ali Khamenei mengemuka pada Minggu 22 Maret 2020, ketika Iran menghadapi penghancuran sanksi AS yang menghalangi negara itu untuk menjual minyak mentahnya dan mengakses pasar keuangan internasional. Demikian seperti dikutip dari Al Jazeera, Senin (23/3/2020).Â
Sementara para pejabat Iran dalam beberapa hari terakhir semakin mengkritik sanksi-sanksi itu, Khamenei yang berusia 80 tahun malah menggemakan para pejabat China tentang kemungkinan asal mula Virus Corona COVID-19.
3. Dibuat Bill Gates
Bill Gates kini berada di posisi serba salah. Sempat memperkirakan kemunculan pandemi Virus Corona pada COVID-19 sejak beberapa tahun lalu, kini dirinya malah menjadi sasaran utama soal teori konspirasi terkait penyakit tersebut.Â
Dalam wawancaranya bersama pengguna Reddit beberapa waktu lalu, Gates sempat ditanyai tentang dampak pandemi terhadap sistem bisnis dunia.Â
Alih-alih menjawab pertanyaan tersebut, Gates justru menanggapinya dengan dengan berbicara tentang masalah rantai pasokan dan kebutuhan dasar, seperti air dan listrik. Demikian seperti dilansir dari laman Buzz Feed News, Rabu (22/4/2020).Â
Mantan penasihat Donald Trump, Roger Stone berspekulasi tentang jawaban di sebuah stasiun radio Salem Media Group yang berbasis di Hackensack, New Jersey, bahwa Bill Gates telah menciptakan Virus Corona baru dan vaksin dengan microchip di dalamnya untuk melacak populasi global.Â
"Roger Stone: Bill Gates mungkin telah menciptakan Virus Corona baru untuk orang-orang yang telah ditanamkan microchip," tulis kalimat pertama dalam sebuah berita dari New York Post pada hari yang sama. New York Post tidak berusaha untuk menantang pernyataan palsu Stone, dan artikel itu sekarang menjadi konten paling populer kedua di Facebook tentang Gates dan microchip, di belakang video YouTube Law of Liberty.
Advertisement
4. Dibawa Tentara AS ke China
Zhao Lijian, juru bicara kementerian luar negeri China, telah berulang kali mempromosikan gagasan tanpa bukti bahwa COVID-19 mungkin berasal dari AS. Pada 12 Maret, dia mengatakan dalam akun Twitternya bahwa mungkin tentara AS yang membawa virus ke Wuhan.
Sehari kemudian, ia menulis lagi di Twitternya sebuah artikel oleh situs web Global Research yang berjudul "Bukti lebih lanjut bahwa virus itu berasal dari AS", dan mendesak pengguna untuk membaca dan membagikannya. Artikel itu kemudian telah dihapus.
Harian Tiongkok The Global Times menggemakan sentimen Zhao. Sementara menekankan bahwa diplomat telah membuat klaim dalam "kapasitas pribadi", pernyataannya bergaung "dengan keraguan yang sama yang diajukan oleh masyarakat China", tulis surat kabar itu.
Klaim Zhao juga diperkuat oleh sejumlah kedutaan besar China dan pengguna media sosial di berbagai belahan dunia.
Tetapi penelitian China dan artikel di majalah Science yang dia kutip tidak benar-benar mempertanyakan China menjadi tempat dimulainya wabah. Sebaliknya, mereka hanya menyarankan bahwa secara khusus pasar hewan di Wuhan mungkin bukan asal dari Virus Corona baru.
5. Cek Fakta di Balik Teori Konspirasi COVID-19 dari Fort Detrick hingga Uang Digital
Ada banyak teori konspirasi terkait Virus Corona COVID-19 yang dilontarkan dalam unggahan akun Facebook Hardi Mulyadi pada 23 Maret 2020, yang dibagikan setidaknya sebanyak 1.300 kali.
Cek Fakta Liputan6.com memverifikasi 12 di antaranya. Hasilnya, tak ada satu pun dari klaim itu yang didukung bukti kuat.Â
Dalam sudut pandang cek fakta pembuktian adalah yang utama. Tak ada bukti kuat berarti bukan fakta yang layak dipercaya.Â
Advertisement