Sukses

Kedutaaan Besar Kuba di AS Ditembaki Pria Bersenjata, Staf Aman

Telah terjadi sebuah penembakan di Kedutaan Besar Kuba di AS oleh pria bersenjata.

Liputan6.com, Washington - Seorang pria bersenjata ditangkap oleh polisi setelah melepaskan sejumlah tembakan di depan Kedutaan Besar Kuba du Washington, Amerika Serikat.

Dikutip dari laman Al Jazeera, Jumat (1/5/2020) kejadian yang berlangsung pada Kamis, 30 April 2020 pagi itu menyebabkan kerusakan di depan pintu masuk kedutaan besar Kuba.

Pihak berwenang mengatakan bahwa aksi ini merupakan tindak kriminal yang belum bisa dipastikan apa motifnya.

Petugas dari Departemen Kepolisian Metropolitan Washington langsung datang ke lokasi kejadian setelah ada laporan penembakan.

Setelah dilakukan penyelidikan polisi menyebut bahwa pelaku adalah seorang pria bernama Alexander Alazo (42) dari Aubrey, Texas, Amerika Serikat.

Sebuah laporan polisi diperoleh oleh kantor berita The Associated Press menggambarkan penembakan sebagai "dugaan kejahatan rasial" dan mengatakan Alazo " secara sadar melepaskan beberapa peluru dari senapan AK-47 ke Kedutaan Besar Kuba."

Namun laporan itu tidak menyebutkan apa motivasi Alazo. Petugas menemukan senapan, amunisi dan substansi bubuk putih yang ditemukan di dalam baggie kecil setelah penangkapan Alazo, menurut laporan itu.

“Alazo ditangkap dengan tuduhan memiliki senjata api dan amunisi yang tidak terdaftar, serangan dengan maksud untuk membunuh,” kata seorang jurubicara Dinas Rahasia AS.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

2 dari 2 halaman

Anggota Staf Kedutaan Aman

Alazo tetap ditahan pada hari Kamis. Tidak segera jelas apakah dia punya pengacara dan kapan persidangannya akan dilakukan.

Kementerian Luar Negeri Kuba mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa anggota staf kedutaan "aman dan terlindungi", tetapi penembakan itu menyebabkan "kerusakan material" pada bangunan itu.

Foto menunjukkan lubang besar yang tersisa di fasad bangunan dekat pintu depan dan di pilar-pilar di luar gedung.

Pemerintah Kuba tidak mengetahui motif potensial tersangka, kata pernyataan itu, seraya menambahkan bahwa Departemen Luar Negeri AS mengetahui insiden itu.

"Adalah kewajiban Negara untuk mengambil langkah-langkah yang tepat untuk melindungi tempat-tempat misi diplomatik yang terakreditasi di negara mereka terhadap segala gangguan atau kerusakan dan untuk mencegah gangguan perdamaian misi atau penurunan martabatnya," kata pernyataan itu.

Foto-foto dari tempat kejadian diposting ke media sosial menunjukkan sekelompok polisi di luar kedutaan.