Sukses

Selandia Baru Laporkan Nol Kasus Virus Corona COVID-19 untuk Pertama Kalinya

Untuk pertama kalinya, Selandia Baru melaporkan tidak ada kasus baru Virus Corona COVID-19 sejak pertengahan Maret.

Liputan6.com, Jakarta- Selandia Baru melaporkan tidak ada kasus baru Vir us Corona COVID-19 pada Senin (4/5/2020). Laporan nol kasus itu untuk pertama kalinya sejak 16 Maret dan kurang dari seminggu setelah negara Pasifik itu mengakhiri lockdown ketat yang tampaknya berhasil menangani wabah.

Hasil tersebut merupakan perayaan, dengan jumlah kematian yang tercatat tetap pada 20 tanpa tambahan kematian terkait virus, kata Direktur Jenderal Departemen Kesehatan Selandia Baru, Ashley Bloomfield dalam suatu konferensi pers.  

Dirjen Ashley Bloomfield juga mengatakan, keberhasilan di Selandia Baru itu adalah simbol dari upaya yang dilakukan semua orang. 

"Ini adalah hari pertama kami tidak memiliki kasus baru dan kami ingin tetap seperti itu," jelas Ashley Bloomfield. 

Selandia Baru mengakhiri lockdown ketatnya pada Selasa 28 April, yang telah menutup kantor, sekolah, mal, restoran, taman bermain dan semua area publik lainnya selama lebih dari sebulan.

Namun dengan jutaan warga masih bekerja dan belajar dari rumah, beberapa pembatasan sosial tetap berlaku meskipun beberapa kegiatan ekonomi diizinkan untuk berlanjut. 

Untuk memastikan Virus Corona COVID-19 tidak kembali terjadi, Ashley Bloomfield memperingatkan warga harus melanjutkan langkah-langkah penjagaan jarak, seperti dikutip dari Channel News Asia, Senin (4/5/2020). 

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Pengujian Sebenarnya

Ashley Bloomfield mengatakan, pengujian yang sebenarnya adalah pada akhir pekan ini ketika masa inkubasi virus diperhitungkan dan waktu yang dibutuhkan orang untuk menunjukkan gejala yang umumnya lima sampai enam hari setelah paparan.

Jumlah total kasus Virus Corona COVID-19 yang dikonfirmasi di Selandia Baru adalah 1.137, kata Dirjen Ashley Bloomfield. 

Pada Senin 4 Mei, Menteri Luar Negeri Selandia Baru, Winston Peters mendukung seruan terhadap apa yang disebut sebagai gelembung trans-Tasman yang akan memungkinkan perpindahan orang-orang antara negaranya dan Australia, mengatakan pengaturan semacam itu dapat bekerja "dengan sangat baik".